POSKOTA.CO.ID - Robby Abbas kembali menjadi perbincangan publik setelah tampil dalam sebuah tayangan podcast di kanal YouTube Reyben Entertainment milik Pablo Benua.
Dalam tayangan berdurasi lebih dari satu jam tersebut, mantan muncikari yang sempat dipenjara karena kasus prostitusi online itu secara terbuka membagikan kisah kelam masa lalunya di dunia gelap jasa esek-esek dengan klien dari kalangan selebritas.
Pernyataan yang paling menyedot perhatian publik adalah ketika Robby Abbas menyebutkan adanya artis berinisial TB yang disebut sebagai "bintang iklan sabun" dengan tarif fantastis, yakni mencapai Rp400 juta untuk menemani klien dalam satu hari penuh.
Pengakuan tersebut sontak menghebohkan ruang publik. Warganet mulai berspekulasi dan menebak-nebak sosok artis berinisial TB, yang menurut Robby, pernah menjadi rekan kerjanya saat menjalankan bisnis prostitusi kelas atas.
Baca Juga: Motif Sadis Pelaku Mutilasi Wanita Muda di Serang Terungkap, Begini Pengakuannya
Artis TB Diduga Pernah Diperiksa Polisi
Dalam perbincangan tersebut, Pablo Benua sempat mengonfirmasi identitas TB kepada Robby Abbas. Ia menyebut bahwa TB kini sudah tidak muda lagi, namun masih memiliki nama besar yang disegani di dunia hiburan Tanah Air.
"TB siapa sih? Kan sudah tua TB?" tanya Pablo Benua. Robby pun membenarkan pernyataan tersebut sembari menegaskan bahwa nama besar TB tidak bisa diragukan.
“Oh ukuran tua atau tidaknya, nama besar dia di dunia entertainment orang enggak meragukan, Bang,” jawab Robby.
Tak berhenti sampai di situ, Robby juga menyebut bahwa TB sempat dipanggil oleh pihak kepolisian dalam rangka pemeriksaan saat dirinya ditahan atas kasus prostitusi artis beberapa tahun silam.
Namun, Robby tidak mengungkap secara gamblang siapa nama asli TB yang dimaksud, meskipun ia mengisyaratkan bahwa publik sebenarnya sudah tahu.
Tarif Rp400 Juta untuk Sehari
Salah satu pengakuan paling mencengangkan dalam podcast tersebut adalah soal tarif artis TB. Menurut Robby, TB pernah dibayar hingga Rp400 juta untuk menemani klien selama perjalanan ke luar negeri.
“Yang termahal yang pernah aku bawa untuk ke luar negeri waktu itu Rp400 juta sehari. Kita berangkat waktu itu pesawat pagi, pulangnya besok pagi,” jelasnya.
Nominal tersebut, menurut Robby, adalah yang tertinggi sepanjang ia menjalani bisnis sebagai penyedia jasa prostitusi artis.
Tak hanya TB, Robby Abbas juga mengungkap bahwa ada satu artis lain yang juga berprofesi sebagai bintang iklan sabun. Namun, tarifnya masih berada di bawah TB, yakni sekitar Rp150 juta untuk satu hari penuh menemani pelanggan.
“Ada dua sih (bintang iklan sabun, red), yang satunya berangkat pagi terus malamnya sudah pulang ke Bali, Rp150 juta,” tambahnya.
Bintang Iklan Sabun Jadi Kode Populer
Sebutan "bintang iklan sabun" kini menjadi istilah viral di kalangan netizen, yang berusaha mengungkap identitas TB. Netizen menyusun daftar artis yang pernah membintangi iklan sabun ternama dan memiliki nama besar di era 2000-an hingga 2010-an.
Namun, hingga artikel ini ditulis, tidak ada konfirmasi atau bantahan resmi dari publik figur mana pun terkait inisial TB. Hal ini membuat rumor terus berkembang dan menjadi konsumsi media sosial yang spekulatif.
Robby Abbas dan Jejak Kasus Prostitusi Artis
Robby Abbas bukanlah nama baru dalam kontroversi dunia hiburan Indonesia. Ia pernah menjadi perbincangan hangat saat ditangkap oleh pihak kepolisian dalam sebuah penggerebekan kasus prostitusi artis pada tahun 2015 silam.
Saat itu, ia diketahui bekerja sebagai muncikari bagi artis-artis perempuan yang jasanya ditawarkan melalui jaringan online.
Salah satu nama yang sempat menyeret perhatian publik dalam kasus tersebut adalah Amel Alvi. Robby dan Amel kala itu ditangkap di salah satu hotel mewah di Jakarta saat tengah melakukan transaksi.
Setelah menjalani proses hukum, Robby divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara selama 1 tahun 4 bulan. Pasca bebas, ia sempat vakum dari pemberitaan sebelum akhirnya kembali muncul dan blak-blakan di media sosial maupun kanal YouTube.
Etika Publik dan Privasi Selebritas
Pengungkapan inisial artis dalam ranah publik oleh Robby Abbas kembali mengundang perdebatan etika. Banyak pihak mempertanyakan apakah tindakan Robby tersebut bertujuan untuk membuka fakta demi pembelajaran, atau justru menciptakan sensasi yang memicu doxing terhadap figur publik tertentu.
Di sisi lain, masyarakat juga menyoroti bagaimana kasus prostitusi artis seolah menjadi “rahasia umum” dalam industri hiburan, namun tidak pernah tersentuh oleh regulasi secara tuntas.
Sering kali, pihak yang terekspos hanyalah kalangan kelas bawah atau muncikari, sementara nama-nama besar tetap tak tersentuh.
Aspek Hukum: Privasi vs Kepentingan Publik
Dalam konteks hukum, menyebut inisial seseorang dalam konteks tindak kriminal tanpa bukti formal dapat masuk ke dalam ranah pencemaran nama baik, apalagi jika identitas sebenarnya bisa dengan mudah ditebak oleh publik.
Ini menjadi dilema antara kebebasan berekspresi dan hak privasi individu.
Hingga saat ini, belum ada klarifikasi hukum terkait pernyataan Robby Abbas di podcast tersebut. Namun, dengan jejak digital yang viral, pernyataan tersebut telah menimbulkan kegaduhan di ruang publik digital.
Baca Juga: Penuhi Kekurangan Guru, Pemkot Bekasi Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi
Netizen: Informasi atau Sensasi?
Respons netizen terhadap podcast tersebut sangat beragam. Ada yang mengapresiasi keberanian Robby Abbas dalam membongkar praktik prostitusi kalangan atas.
Namun, tak sedikit pula yang menganggapnya sekadar mencari popularitas baru dengan membocorkan informasi yang bersifat spekulatif.
Berbagai forum online dan grup diskusi turut serta dalam "perburuan" identitas TB. Tentu hal ini menimbulkan efek domino yang bisa merugikan nama-nama artis yang tidak bersalah tapi kebetulan memiliki inisial yang sama.
Kisah Robby Abbas dan artis inisial TB membuka kembali luka lama industri hiburan Indonesia. Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi semua pihak dan perlunya regulasi serta edukasi moral dalam dunia hiburan.
Apakah pengungkapan ini membawa manfaat untuk transparansi dan pemberantasan prostitusi terselubung? Atau justru memperbesar budaya penghakiman tanpa proses hukum? Waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: kebenaran seharusnya ditegakkan, bukan dimanipulasi demi konten viral.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan seksual atau eksploitasi, segera hubungi lembaga perlindungan perempuan dan anak di kota Anda atau layanan aduan resmi yang tersedia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Apakah Anda ingin saya bantu optimalkan artikel ini menjadi HTML atau WordPress SEO-ready?