POSKOTA.CO.ID - Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa besar Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan.
Pada tahun 2025, peringatan ini bertepatan dengan hari Senin, menjadikannya momen ideal untuk digelar dalam bentuk upacara bendera yang khidmat di sekolah-sekolah.
Peringatan Hari Kartini bukan sekadar seremoni tahunan. Ia merefleksikan perjalanan panjang perempuan Indonesia dari keterkungkungan budaya menuju kesetaraan hak dan kesempatan.
Dalam konteks pendidikan, nilai-nilai Kartini menjadi inspirasi utama yang harus terus diwariskan kepada generasi muda, terutama melalui pidato atau amanat pembina upacara.
Mengapa Upacara Hari Kartini Penting di Sekolah?
Upacara bendera setiap hari Senin menjadi sarana formal untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Ketika pelaksanaannya bertepatan dengan Hari Kartini, maka isi amanat pembina upacara harus diarahkan untuk menanamkan semangat emansipasi perempuan yang diperjuangkan oleh RA Kartini.
Dalam praktiknya, kepala sekolah atau guru ditunjuk menjadi pembina upacara dan menyampaikan pidato bertema Hari Kartini.
Untuk mempermudah persiapan, berikut adalah tiga contoh amanat pembina upacara Hari Kartini 2025 yang dapat disampaikan dengan bahasa sederhana, ringkas, namun bermakna.
Contoh 1: Amanat Upacara Hari Kartini untuk SD/MI
Contoh 2: Amanat Hari Kartini dengan Penekanan Emansipasi
Contoh 3: Amanat Reflektif dan Inspiratif
Nilai Pendidikan dari Pidato Hari Kartini
Masing-masing contoh amanat di atas tidak hanya menyampaikan fakta sejarah tentang RA Kartini, tetapi juga mengandung nilai edukatif.
Anak-anak diajak mengenali pentingnya kesetaraan, menghargai perjuangan perempuan, dan termotivasi untuk mengejar pendidikan.
Bagi sekolah-sekolah, menyampaikan amanat ini dapat menjadi bagian dari proses pembentukan karakter siswa, terutama dalam mengembangkan sikap saling menghormati, toleransi, dan semangat belajar.
RA Kartini dan Tokoh Perempuan Lainnya
Peringatan Hari Kartini juga menjadi waktu yang tepat untuk mengenalkan siswa pada tokoh-tokoh perempuan Indonesia lainnya, seperti:
- Cut Nyak Dhien (Aceh): Pejuang gigih melawan penjajah Belanda.
- Dewi Sartika (Jawa Barat): Pelopor pendidikan perempuan.
- Martha Christina Tiahahu (Maluku): Pahlawan muda yang terlibat dalam perlawanan rakyat Maluku.
Mereka menunjukkan bahwa perjuangan perempuan tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi juga di medan perang, dunia literasi, dan pembangunan masyarakat.
Mewujudkan Semangat Kartini di Era Digital
Di era modern, semangat Kartini tetap relevan. Perempuan kini berperan aktif dalam berbagai bidang seperti teknologi, kewirausahaan, politik, dan pendidikan tinggi.
Namun tantangan baru juga muncul, seperti diskriminasi digital, kekerasan berbasis gender di dunia maya, dan kesenjangan akses pendidikan.
Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk tidak hanya merayakan Hari Kartini secara simbolik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kritis dan keterampilan abad ke-21 yang memberdayakan semua anak, tanpa memandang jenis kelamin.
Hari Kartini bukan hanya milik perempuan, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia yang menginginkan kemajuan dan keadilan.
Dengan mengenang jasa RA Kartini setiap tanggal 21 April, kita tidak sekadar memperingati sejarah, tetapi juga mewarisi semangat perjuangan untuk masa depan yang lebih baik.