Ilustrasi. Harga logam mulia dan perhiasan emas meroket hingga mencuat isu tanda krisis global. (Logam Mulia Antam)

EKONOMI

Heboh Harga Logam Mulia dan Perhiasan Emas Meroket, Tanda Krisis Besar Sedang Mengintai?

Sabtu 19 Apr 2025, 20:29 WIB

POSKOTA.CO.ID - Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, menembus USD 3.245 per ons, disebut-sebut imbas dari kebijakan Presiden AS, Donald Trump.

Di sejumlah negara, kondisi ini dinilai mulai mengkhawatirkan, bahkan investasi dan jual beli emas tengah menjadi sorotan.

Di Indonesia, harga emas atau logam mulia Antam melonjak hingga Rp1,9 juta per gram.

Baca Juga: Cara Ketahui Kadar Emas Murni, Bisa Cek dari Kode Berikut Ini

Bahkan, di lapangan, banyak penjual eceran menjual emas dengan harga lebih dari itu per gramnya, dan stok pun mulai langka.

Yang lebih mengkhawatirkan, bank sentral di seluruh dunia mulai memborong emas dalam jumlah besar.

Hal ini terjadi di tengah melemahnya nilai dolar AS serta meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China.

Baca Juga: Cara Memasukan Musik Di Status Whatsapp

Dikutip dari YouTube Arli Kurnia, banyak analis menilai bahwa lonjakan harga emas ini bukan sekadar kenaikan biasa. Ini bisa menjadi sinyal awal akan datangnya krisis.

Lantas, jika para investor besar saja mulai panik dan beralih ke emas, bagaimana nasib para pelaku UMKM?

UMKM Dinilai Paling Rentan Terhadap Ketidakpastian

UMKM disebut-sebut sebagai yang paling pertama terdampak dalam kondisi ini. Kenaikan harga bahan baku membuat margin keuntungan makin tipis.

Daya beli masyarakat juga menurun, sehingga pelanggan menjadi lebih selektif. Mereka hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan.

Akibatnya, banyak pelaku usaha kecil dengan produk yang sebenarnya bagus tetap tumbang, bukan karena kualitas, tetapi karena tidak siap menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Emas sebagai Strategi Bertahan

Di tengah inflasi yang menggerus nilai uang, emas tetap mempertahankan nilainya. Saat krisis datang, harga emas cenderung naik.

Maka tidak heran jika banyak masyarakat menggunakan Tunjangan Hari Raya (THR)-nya untuk membeli emas, bukan untuk belanja lebaran seperti biasanya.

Fenomena ini terlihat jelas di kalangan pedagang. Jika tahun lalu stok barang cepat habis setelah lebaran, tahun ini barang masih menumpuk.

Karena masyarakat memilih menyimpan dan berhemat. Setelah Lebaran, banyak dari mereka justru membeli emas.

Hal ini menunjukkan adanya kesadaran baru: masyarakat mulai mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan.

Meski demikian, kondisi kenaikan emas baik logam mulia maupun perhiasan belum menampakkan tanda krisis global atau hanya trend sementara.

Namun para pakar mengimbau untuk tetap bijak dalam berinvestasi atau jual beli emas baik logam maupun perhiasan, terlebih pada kondisi seperti ini.

Tags:
perhiasanKrisis globallogam muliaharga emas

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor