Teka-Teki 8 Pembunuhan Sadis di Ciamis, Siapa Pelakunya? Korban Ditemukan di Goa Kramat Bawa Uang Rp130 Juta

Jumat 18 Apr 2025, 07:47 WIB
Raena dan Reni saat tampil di podcast YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, mengungkap kisah keluarga yang memilukan dan tragedi masa kecil yang baru mereka ketahui belasan tahun kemudian. (Sumber: YouTube/CUrhat Bang Denny Sumargo)

Raena dan Reni saat tampil di podcast YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, mengungkap kisah keluarga yang memilukan dan tragedi masa kecil yang baru mereka ketahui belasan tahun kemudian. (Sumber: YouTube/CUrhat Bang Denny Sumargo)

POSKOTA.CO.ID - Dalam sebuah episode emosional dari podcast Curhat Bang Denny Sumargo, publik dikejutkan oleh kisah menyentuh hati yang dibagikan oleh dua saudara perempuan, Raena dan Reni.

Mereka mengisahkan tragedi kelam yang menimpa keluarga mereka, khususnya mengenai kematian sang ayah kandung, Haji Sopandi, yang diduga dibunuh secara sadis oleh delapan orang di Goa Kramat Cimerak, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Cerita ini bukan sekadar pengakuan masa lalu, melainkan fragmen kehidupan yang memperlihatkan bagaimana rahasia keluarga, kehilangan identitas, dan trauma mendalam dapat bertahan hingga bertahun-tahun lamanya sebelum akhirnya diungkap ke publik.

Baca Juga: Rekap Hasil Semifinal Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Bertemu Uzbekistan di Partai Final

Perjalanan Menemukan Identitas Ayah Kandung

Raena, adik dari Reni, menjadi salah satu tokoh utama dalam cerita ini. Dalam pengakuannya, ia menjelaskan bahwa selama masa kecilnya, ia tak mengetahui siapa sebenarnya ayah kandungnya. Sejak bayi, ia diasuh oleh keluarga besar dan mengenal sosok bernama Yusuf sebagai sang ayah.

Namun, di usia 13 tahun, tepat ketika ia mulai mengalami menstruasi pertama, keluarga memutuskan untuk memberitahukan kebenaran tentang sosok ayah kandungnya. Raena mengenang momen itu dengan jelas.

“Saat itu, kakak dari mama ngajak aku bicara empat mata. Dia bilang, ‘Dek, sebenarnya papa kamu bukan Pak Yusuf.’ Aku syok dan bingung,” ujar Raena dalam podcast yang telah ditonton ratusan ribu orang itu.

Pamannya, Yusuf, ternyata hanyalah saudara dari ibunya, bukan ayah biologisnya. Raena kemudian diberitahu bahwa ayah kandungnya bernama Haji Sopandi dan bahwa beliau telah meninggal dunia saat ia masih bayi berusia empat bulan.

Pengungkapan ini menjadi titik balik dalam kehidupan Raena. Ia harus menyesuaikan kembali identitas dirinya, memahami sejarah keluarganya, serta menerima kenyataan pahit bahwa ayah kandungnya tidak meninggal secara wajar.

Tragedi Pembunuhan di Goa Kramat

Reni, sang kakak, melanjutkan cerita dengan mengungkap fakta-fakta yang lebih mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa sang ayah, Haji Sopandi, ditemukan meninggal dunia di sebuah tempat yang dikenal sebagai Goa Kramat Cimerak, Ciamis. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2000, ketika mereka masih sangat kecil.

Menurut penuturan Reni, Haji Sopandi sempat menghilang selama lebih dari sepuluh hari sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Yang mencengangkan, saat ditemukan, almarhum membawa uang sebesar Rp130 juta, yang menimbulkan dugaan kuat bahwa motif pembunuhan berkaitan dengan ekonomi dan pengkhianatan dari orang terdekat.

“Papa dibunuh oleh delapan orang, salah satunya adalah temannya sendiri yang kami kenal dengan inisial A,” ujar Reni.

Lebih lanjut, Reni mengungkapkan bahwa eksekusi pembunuhan dilakukan secara beramai-ramai di dalam Goa Kramat. Meskipun ia tidak mengetahui secara pasti siapa dari delapan orang tersebut yang benar-benar melakukan pembunuhan secara fisik, ia meyakini bahwa satu dari mereka adalah dalang intelektual kejahatan itu.

“Satu orang jadi dalangnya, sisanya kemungkinan besar ikut mengeksekusi. Tapi kami nggak tahu persis siapa saja yang membunuh secara langsung,” ungkapnya.

Motif dan Dugaan Awal

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam podcast tersebut mengenai hasil penyelidikan aparat penegak hukum, keterangan dari Reni dan Raena mengindikasikan adanya unsur pengkhianatan dari orang terdekat.

Fakta bahwa Haji Sopandi membawa uang dalam jumlah besar menimbulkan asumsi bahwa motif ekonomi menjadi pemicu utama tindakan pembunuhan tersebut.

Keberadaan uang tersebut juga menguatkan dugaan bahwa sang ayah saat itu hendak melakukan transaksi penting atau investasi, dan sayangnya justru dikhianati oleh orang-orang yang dikenalnya sendiri.

Goa Kramat yang menjadi lokasi pembunuhan juga bukan tempat biasa. Lokasinya yang terpencil dan dikenal masyarakat sebagai tempat dengan aura mistis, menambah dimensi emosional dan psikologis terhadap peristiwa ini.

Trauma yang Menyisakan Luka Mendalam

Setelah bertahun-tahun bungkam, pengakuan ini menjadi cara bagi Raena dan Reni untuk melepaskan beban emosional yang selama ini mereka pendam. Trauma akibat kehilangan ayah kandung secara tragis, ditambah dengan identitas yang disembunyikan sejak kecil, tentu memberikan dampak psikologis yang mendalam.

Raena mengakui bahwa dirinya pernah merasa hampa dan tidak utuh, terutama saat melihat teman-temannya memiliki ayah yang hadir dalam hidup mereka. Kehidupan masa kecilnya yang diisi oleh pertanyaan tanpa jawaban kini perlahan mulai mendapatkan kepastian.

Bagi Reni, momen kejujuran dalam podcast ini merupakan bentuk kelegaan sekaligus keberanian untuk menyampaikan kebenaran yang mungkin selama ini dianggap tabu oleh keluarga.

Baca Juga: Kode Redeem FF Baru Aktif Hari Jumat, 18 April 2025 Ada Skin, Weapons, dan Ratusan Diamond

Podcast Sebagai Media Ungkap Trauma

Kehadiran platform seperti podcast Curhat Bang Denny Sumargo menjadi medium yang ampuh untuk membuka ruang berbagi dan penyembuhan emosional. Denny Sumargo, mantan pebasket profesional yang kini aktif sebagai host podcast, dikenal dengan gaya wawancaranya yang mendalam dan empatik.

Dengan mendatangkan narasumber yang berasal dari berbagai latar belakang dan pengalaman hidup, Denny berhasil menjadikan kanal YouTube-nya sebagai tempat alternatif untuk terapi psikologis publik.

Kisah Raena dan Reni menjadi salah satu episode yang paling menyentuh, karena tidak hanya membahas kisah kehilangan, tetapi juga bagaimana keluarga menghadapi tragedi, menyimpan rahasia, dan akhirnya memilih jujur untuk proses pemulihan.

Respons Warganet dan Publik

Tak butuh waktu lama bagi publik untuk bereaksi. Kolom komentar di YouTube dan media sosial dipenuhi oleh ungkapan simpati, dukungan, dan doa bagi Raena dan Reni.

Banyak yang mengaku terinspirasi dengan keberanian mereka dalam mengisahkan cerita yang begitu pribadi dan penuh luka.

Sebagian warganet juga mendorong agar kasus lama ini ditinjau kembali oleh aparat penegak hukum, terlebih jika pelaku masih berkeliaran dan belum mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

Tragedi yang dialami Raena dan Reni merupakan gambaran nyata bagaimana kejahatan dapat merusak tidak hanya satu nyawa, tetapi juga masa depan keluarga yang ditinggalkan. Kisah ini bukan hanya soal pembunuhan semata, tetapi juga tentang identitas, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi masa lalu yang kelam.

Semoga dengan diungkapkannya kisah ini ke publik, Raena dan Reni dapat menemukan kelegaan emosional, dan masyarakat luas dapat mengambil pelajaran penting tentang arti kasih sayang, kejujuran dalam keluarga, dan pentingnya dukungan psikologis setelah tragedi.

Berita Terkait

News Update