POSKOTA.CO.ID - Dalam sebuah episode emosional dari podcast Curhat Bang Denny Sumargo, publik dikejutkan oleh kisah menyentuh hati yang dibagikan oleh dua saudara perempuan, Raena dan Reni.
Mereka mengisahkan tragedi kelam yang menimpa keluarga mereka, khususnya mengenai kematian sang ayah kandung, Haji Sopandi, yang diduga dibunuh secara sadis oleh delapan orang di Goa Kramat Cimerak, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Cerita ini bukan sekadar pengakuan masa lalu, melainkan fragmen kehidupan yang memperlihatkan bagaimana rahasia keluarga, kehilangan identitas, dan trauma mendalam dapat bertahan hingga bertahun-tahun lamanya sebelum akhirnya diungkap ke publik.
Baca Juga: Rekap Hasil Semifinal Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Bertemu Uzbekistan di Partai Final
Perjalanan Menemukan Identitas Ayah Kandung
Raena, adik dari Reni, menjadi salah satu tokoh utama dalam cerita ini. Dalam pengakuannya, ia menjelaskan bahwa selama masa kecilnya, ia tak mengetahui siapa sebenarnya ayah kandungnya. Sejak bayi, ia diasuh oleh keluarga besar dan mengenal sosok bernama Yusuf sebagai sang ayah.
Namun, di usia 13 tahun, tepat ketika ia mulai mengalami menstruasi pertama, keluarga memutuskan untuk memberitahukan kebenaran tentang sosok ayah kandungnya. Raena mengenang momen itu dengan jelas.
“Saat itu, kakak dari mama ngajak aku bicara empat mata. Dia bilang, ‘Dek, sebenarnya papa kamu bukan Pak Yusuf.’ Aku syok dan bingung,” ujar Raena dalam podcast yang telah ditonton ratusan ribu orang itu.
Pamannya, Yusuf, ternyata hanyalah saudara dari ibunya, bukan ayah biologisnya. Raena kemudian diberitahu bahwa ayah kandungnya bernama Haji Sopandi dan bahwa beliau telah meninggal dunia saat ia masih bayi berusia empat bulan.
Pengungkapan ini menjadi titik balik dalam kehidupan Raena. Ia harus menyesuaikan kembali identitas dirinya, memahami sejarah keluarganya, serta menerima kenyataan pahit bahwa ayah kandungnya tidak meninggal secara wajar.
Tragedi Pembunuhan di Goa Kramat
Reni, sang kakak, melanjutkan cerita dengan mengungkap fakta-fakta yang lebih mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa sang ayah, Haji Sopandi, ditemukan meninggal dunia di sebuah tempat yang dikenal sebagai Goa Kramat Cimerak, Ciamis. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2000, ketika mereka masih sangat kecil.
Menurut penuturan Reni, Haji Sopandi sempat menghilang selama lebih dari sepuluh hari sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Yang mencengangkan, saat ditemukan, almarhum membawa uang sebesar Rp130 juta, yang menimbulkan dugaan kuat bahwa motif pembunuhan berkaitan dengan ekonomi dan pengkhianatan dari orang terdekat.