Menanggapi hal tersebut, manajemen Taman Safari Indonesia membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai hoaks.
Baca Juga: Terlilit Pinjaman Online? Ikuti Cara Ini untuk Dapat Keringan Saat Galbay Pinjol
Mereka menyatakan bahwa seluruh proses transformasi dari sirkus menuju taman konservasi dilakukan secara transparan, bertahap, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pernyataan resminya, pihak manajemen menegaskan bahwa “tidak pernah ada tindakan penyiksaan atau kekerasan terhadap manusia maupun satwa, dan prinsip kesejahteraan satwa menjadi prioritas utama sejak awal pendirian Taman Safari.”
Terlepas dari kontroversi yang sempat mencuat, kontribusi keluarga Manansang dalam dunia konservasi satwa tidak dapat dipungkiri.
Dengan keberhasilan membesarkan Taman Safari Indonesia hingga menjadi bagian dari World Association of Zoos and Aquariums (WAZA), keluarga ini telah membuktikan bahwa mimpi konservasi satwa bukan sekadar wacana.
Melalui buku biografi “Tiga Macan Safari”, generasi penerus maupun publik luas kini dapat menyelami perjuangan keluarga yang tak kenal lelah memperjuangkan hak hidup hewan di tengah dunia yang kian terindustrialisasi.