Taman Safari Indonesia Group tengah menjadi sorotan publik usai sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengungkap dugaan eksploitasi dan penyiksaan yang terjadi pada era 1970-an. (Sumber: Dok/Taman Safari Indonesia)

HIBURAN

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia Siapa? Keluarga Manansang Disorot Terkait Dugaan Eksploitasi Eks Artis Sirkus OCI, Ini Profilnya

Jumat 18 Apr 2025, 11:44 WIB

POSKOTA.CO.ID - Taman Safari Indonesia telah lama dikenal sebagai destinasi wisata edukatif sekaligus lembaga konservasi satwa paling prestisius di Tanah Air.

Di balik kemegahannya, terdapat kisah perjuangan panjang dari satu keluarga yang merintis dari bawah: keluarga besar Manansang.

Dimulai dari sirkus keliling yang menghibur masyarakat Indonesia sejak era 1960-an, hingga akhirnya bertransformasi menjadi lembaga konservasi satwa yang kini mendunia, perjalanan keluarga ini terekam dalam sebuah buku biografi bertajuk Tiga Macan Safari: Kisah Sirkus Ngamen Sebelum Permanen.

Buku tersebut ditulis untuk mengenang jejak panjang dan dedikasi luar biasa keluarga Hadi Manansang beserta tiga anaknya Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampu dalam membangun mimpi besar: menghadirkan tempat perlindungan satwa yang alami, layak, dan berdaya edukatif tinggi.

Baca Juga: Tak Perlu ke Kantor PLN! Begini Cara Cek Tagihan Listrik Secara Online Lewat HP

Latar Belakang: Dari Sirkus Keliling ke Lembaga Konservasi

Pada tahun 1970-an, Oriental Circus Indonesia (OCI), sebuah pertunjukan sirkus yang dimotori keluarga Manansang, telah berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia, membawa pertunjukan akrobatik dan hewan-hewan eksotik ke tengah masyarakat. Di tengah keterbatasan dana dan logistik, OCI menjadi hiburan populer di masanya.

Namun, perkembangan zaman dan kesadaran konservasi yang semakin tinggi mendorong keluarga Manansang untuk memikirkan masa depan satwa-satwa yang mereka pelihara.

Ketimbang terus menjadi bagian dari hiburan keliling, mereka mulai merintis konsep baru: taman safari dengan lingkungan yang lebih alami bagi hewan-hewan tersebut.

Jansen Manansang, salah satu anak pendiri, menyatakan bahwa langkah itu berangkat dari kasih sayang mendalam terhadap satwa. Dalam pernyataannya yang dikutip dari kantor berita Antara, ia mengatakan:

“Berawal dari Oriental Circus Indonesia, kami memelihara satwa yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan dengan kasih sayang. Melalui karunia dan berkat-Nya pula, satwa-satwa itu dapat berhasil berkembang biak dengan baik.”

Seiring berjalannya waktu, visi ini melahirkan sebuah lembaga konservasi yang kita kenal sekarang sebagai Taman Safari Indonesia, yang pertama kali berdiri di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Pendirian Taman Safari dan Visi Konservasi

Taman Safari Indonesia pertama kali dibuka pada 1986. Didirikan di atas lahan seluas 50 hektare yang kini berkembang menjadi ratusan hektare, kawasan ini dirancang menyerupai habitat alami satwa liar.

Tidak seperti kebun binatang konvensional, Taman Safari mengusung konsep di mana pengunjung bisa menyaksikan hewan berkeliaran secara bebas dari dalam kendaraan.

Menurut buku "Tiga Macan Safari", transisi dari sirkus ke taman konservasi bukan hal yang mudah. Selain tantangan finansial, keluarga Manansang juga menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang masih menganggap sirkus sebagai hiburan utama.

Namun, mereka tetap berkomitmen membangun pusat konservasi yang berfokus pada pelestarian, edukasi, dan penelitian.

Ekspansi Nasional dan Internasional

Kesuksesan Taman Safari Indonesia di Bogor menjadi titik awal ekspansi besar-besaran. Saat ini, Taman Safari Group telah memiliki beberapa unit konservasi lain, antara lain:

Masing-masing unit memiliki spesialisasi dan pendekatan konservasi yang unik. Bali Safari, misalnya, menggabungkan konservasi dengan budaya lokal, sementara Jakarta Aquarium memadukan kehidupan bawah laut dengan teknologi interaktif.

Peran Tiga Generasi Keluarga Manansang

Walaupun perusahaan saat ini telah berkembang dengan manajemen yang lebih profesional dan struktur korporasi modern, peran keluarga Manansang tetap sentral.

Jansen Manansang masih aktif sebagai penggerak utama dan bahkan pernah dianugerahi gelar “Father of Wildlife Conservation” atas kontribusinya dalam dunia pelestarian satwa.

Kini, tongkat estafet mulai dilanjutkan oleh generasi ketiga. Willem Manansang, putra dari Jansen, turut terlibat dalam pengelolaan dan strategi pengembangan Taman Safari Group.

Dengan latar belakang pendidikan modern dan wawasan internasional, Willem membawa semangat baru ke dalam perusahaan keluarga ini.

Kontroversi dan Tuduhan Eksploitasi

Meski memiliki citra yang kuat sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Indonesia baru-baru ini diterpa isu miring. Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia mengaku mengalami penyiksaan dan eksploitasi saat menjadi bagian dari pertunjukan pada dekade 1970-an.

Tuduhan tersebut viral di media sosial dan memunculkan berbagai spekulasi mengenai masa lalu OCI dan keterkaitannya dengan pendirian Taman Safari.

Menanggapi hal tersebut, manajemen Taman Safari Indonesia membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai hoaks.

Baca Juga: Terlilit Pinjaman Online? Ikuti Cara Ini untuk Dapat Keringan Saat Galbay Pinjol

Mereka menyatakan bahwa seluruh proses transformasi dari sirkus menuju taman konservasi dilakukan secara transparan, bertahap, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam pernyataan resminya, pihak manajemen menegaskan bahwa “tidak pernah ada tindakan penyiksaan atau kekerasan terhadap manusia maupun satwa, dan prinsip kesejahteraan satwa menjadi prioritas utama sejak awal pendirian Taman Safari.”

Terlepas dari kontroversi yang sempat mencuat, kontribusi keluarga Manansang dalam dunia konservasi satwa tidak dapat dipungkiri.

Dengan keberhasilan membesarkan Taman Safari Indonesia hingga menjadi bagian dari World Association of Zoos and Aquariums (WAZA), keluarga ini telah membuktikan bahwa mimpi konservasi satwa bukan sekadar wacana.

Melalui buku biografi “Tiga Macan Safari”, generasi penerus maupun publik luas kini dapat menyelami perjuangan keluarga yang tak kenal lelah memperjuangkan hak hidup hewan di tengah dunia yang kian terindustrialisasi.

Tags:
Profil pemilik Taman Safarisiapa pendiri Taman Safarisejarah Taman Safaribuku Tiga Macan Safarieksploitasi pemain sirkusJansen ManansangOriental Circus Indonesiakeluarga ManansangTaman Safari IndonesiaTaman Safari Bogor

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor