Namun demikian, Tretan Muslim menekankan bahwa tidak pernah ada kesepakatan bisnis tertulis atau informal yang menyatakan bahwa King Abdi adalah pendiri, pemegang saham, apalagi pemilik dari Bebek Carok.
Bahkan pembagian keuntungan pun, menurutnya, bukan berasal dari keuntungan bisnis secara keseluruhan, melainkan dari partner-nya secara pribadi sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi di awal.
"Dia (King Abdi) mendapatkan 5 persen keuntungan, itu pun bukan dari keseluruhan bisnis, tapi dari bagian partner saya. Jadi ini semacam bentuk apresiasi, bukan hak sebagai pemilik saham," kata Tretan Muslim.
Isu Pemutusan Sepihak: Klarifikasi soal "Didepak dari 11 Cabang"
Salah satu narasi yang paling viral adalah tuduhan bahwa King Abdi didepak dari Bebek Carok saat bisnis tersebut telah berkembang hingga memiliki 11 cabang. Narasi ini menuai simpati dari sebagian warganet yang menilai bahwa kontribusi awal King Abdi tidak dihargai.
Namun, Tretan Muslim memberikan bantahan keras. Ia menyebut bahwa King Abdi justru mundur secara sukarela dan menyampaikan sendiri keinginannya untuk tidak lagi terlibat dalam bisnis ini.
"Dalam pertemuan terakhir kami, dia bilang, ‘Saya tidak ingin lagi terlibat, saya tidak ingin dapat bagian apa pun dari Bebek Carok.’ Itu ucapannya sendiri," tutur Muslim.
Tretan bahkan mengaku sempat mengadakan pertemuan formal antara dirinya, partner bisnis, dan King Abdi untuk membicarakan semua permasalahan yang ada, termasuk soal resep dan kontribusi kerja.
Persoalan Resep: Siapa yang Menciptakan Cita Rasa Bebek Carok?
Selain peran dalam konsep penyajian, King Abdi juga dikabarkan sempat mengklaim bahwa resep masakan Bebek Carok adalah hasil racikannya. Klaim ini menjadi titik panas baru dalam konflik, mengingat cita rasa adalah identitas penting dalam industri kuliner.
Merespons hal tersebut, Tretan Muslim menyampaikan klarifikasi bahwa resep asli Bebek Carok merupakan hasil racikan sang istri, yang sejak awal meracik menu uji coba saat bisnis belum berjalan.
Bahkan King Abdi sendiri, menurut pengakuannya, sempat mencicipi hasil masakan tersebut dan memuji kelezatannya.
"Bahkan partner saya pun meminta King Abdi mencoba membuat versi resepnya sendiri. Kami semua mencicipi, termasuk istri saya, dan hasilnya kurang cocok. Akhirnya resep dari istri saya-lah yang dijadikan standar," jelasnya.
Resep tersebut, lanjut Muslim, juga telah dimasukkan ke dalam dokumen kontrak resmi yang mengikat secara hukum. Hal ini menepis dugaan bahwa formula rasa dapat diklaim secara sepihak.