Polisi Akan Segera Gelar Rekonstruksi Dokter PPDS Unpad yang Diduga Perkosa Keluarga Pasien di RSHS Bandung

Kamis 17 Apr 2025, 13:05 WIB
Potret Priguna Anugerah Pratama (tengah), dokter PPDS yang melakukan perkosaan terhadap keluarga pasien di RSHS Bandung. (Sumber: tribratanews.polri.go.id)

Potret Priguna Anugerah Pratama (tengah), dokter PPDS yang melakukan perkosaan terhadap keluarga pasien di RSHS Bandung. (Sumber: tribratanews.polri.go.id)

BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Direstorat Resrse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat (Jabar) akan segera menggelar rekonstruksi kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan dokter PPDS, Priguna Anugerah Pratama alias PAP, 31 tahun.

Ditreskrimum Polda Jabar, Kompol Surawan mengatakan pihaknya akan koordinasi dengan Kejaksaan Tinggi Jabar.

"Untuk rekonstruksi menunggu dari teman-teman di Kejaksaan," kata Surawan dalam keterangannya yang dikutip Poskota pada Kamis, 17 April 2025.

Saat ini, pihaknya juga masih harus menunggu hasil scienftific investogation yang dilakukan oleh Puslabfor Mabes Polri.

Baca Juga: Hukuman Dokter PPDS Tersangka Perkosaan di RSHS Diperberat, Ancaman Pidana 17 Tahun

Surawan mengatakan bahwa rekonstruksi perlu dilakukan selain untuk melengkapi berkas penyidikan, hai itu juga dibutuhkan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan PAP kepada korban-korbannya.

Terkait jadwal reka ulang tersebut, Surawan belum bisa memastikannya tetapi akan segera dilakukan.

"Belum (untuk pekan ini)," katanya.

Sebagai informasi, Priguna Anugerah Pratama merupakan seorang dokter anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran dari Universitas Padjajaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Baca Juga: Komisi IX DPR RI Akan Panggil RSHS dan Unpad Terkait Kasus Pemerkosaan keluarga Pasien oleh Dokter PPDS

Ia ditetapkan sebagai tersangka seusai diduga melakukan pemerkosaan terhadap keluarga pasien berinisial FH.

Dalam melancarkan aksinya, PAP meminta korban untuk melakukan tes kesehatan dengan mengambil sampel darah dan membius korbannya hingga 15 kali suntikan.

Korban baru menyadari seusai dirinya akan buang air kecil dan merasakan nyeri di bagian sensitif. Kemudian, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

Hingga saat ini, polisi mendapatkan laporan terbuka dari masyarakat yang merasa sempat menjadi korban PAP. Kini, korban sementara bertambah menjadi dua orang.

Berita Terkait

News Update