Kisah Ahmad Jabidi, Pria asal Pandeglang Bertahan Hidup di Gubuk

Kamis 17 Apr 2025, 22:31 WIB
Ahmad Jabidi, warga Kampung Salabentar, Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, tinggal di gubuk reyot. (Sumber: Dok. Warga)

Ahmad Jabidi, warga Kampung Salabentar, Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, tinggal di gubuk reyot. (Sumber: Dok. Warga)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Ahmad Jabidi, 49 tahun, warga Kampung Salabentar, Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, terpaksa tinggal seorang diri di gubuk.

Kondisi bangunan yang menjadi tempat tinggal Ahmad terbuat dari pohon bambu, mulai tiang serta dinding. Sementara itu, atap rumahnya dibuat dengan genteng.

Tak hanya itu, bangunan yang berukuran lebar 2 meter dan panjang sekitar 3 meter itu terlihat sangat tidak layak huni. Bahkan dinding yang terbuat dari pohon bambu pun harus dilapisi kain.

Bangunan itu tak dapat melindungi Ahmad dari rasa dingin saat malam hari dan hujan. Pasalnya, dinding bambu yang bolong-bolong membuat angin malam menembus ke dalam gubuk, serta atap genteng juga tidak mampu melindungi Ahmad dari bocornya air hujan.

Baca Juga: Diduga Lakukan Perundungan, Siswa Dikeluarkan dari SMAN Pandeglang

Hingga usianya yang hampir setengah abad, Ahmad memiliki istri dan anak. Ia hidup seorang tanpa orang tua. Selepas orang tuanya meninggal dunia, ia memilih tinggal sendiri di gubuk yang ia bangun di atas lahan milik orang tuanya.

"Sudah hampir lima tahun tinggal di sini (gubuk-red). Bukan tidak mau punya tempat tinggal yang layak, tapi gak punya uang, buat sehari-hari ajah susah dapat uangnya," kata Ahmad, Kamis, 17 April 2025.

Selama menjalani kehidupannya di gubuk reyot tersebut, Ahmad belum pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah. Ia pun berharap, ada perhatian dari pihak pemerintah untuk mendapatkan bantuan dalam mengurangi beban hidupnya.

"Ya, harapan ada bantuan untuk bisa mengurangi beban hidup saya," katanya.

Baca Juga: Kasus Perundungan Siswa SMAN Pandeglang Dilaporkan ke Polisi

Ia juga sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grogol, karena mengidap depresi. Namun setelah menjalani perawatan, pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisinya sudah sembuh dan dibolehkan pulang.

"Iya, sempat dirawat, sekarang Alhamdulillah sudah sembuh," ucapnya.

Adik kandung Ahmad, Nusadi mengatakan, sang kakak sempat tinggal bersama keluarga besar. Begitu orang tuanya berpulang, ia memilih tinggal seorang diri.

"Dulu saat orang tua masih ada, kaka saya tinggal bersama, namun sekarang memilih tinggal sendiri," tuturnya.

Baca Juga: Pulosari Pandeglang Geger, Pengembala Kerbau Ditemukan Tewas di Kebun

Terpisah, Sekretaris Kelurahan Cilaja, Wawan Sukaryawanto mengaku, belum mendapatkan informasi lebih detail terkait nasib Ahmad. Wawan mengatakan, segera turun ke lapangan untuk meninjau kondisi warga tersebut.

"Selama ini kita belum mendapatkan laporan terkait masalah itu, kita akan cek ke lokasi untuk verifikasi, benar atau tidak. Nanti kita arahkan untuk mendapatkan bantuan," tuturnya.

Ia berencana mengusulkan Ahmad mendapatkan progam Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan bantun lainnya dengan catatan harus masuk ke dalam Sata Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Menurutnya, jika tanah yang ditempatinya masih milik orang tua, pihaknya akan membantu terkait dengan ahli waris tanah supaya Ahmad dapat bantuan program RTLH.

"Kita cek dulu ke lokasi, terkait masalah tanah juga bersertifikat sendiri atau punya orang tua. Nanti kita bantu segala sesuatunya," tandasnya.

Berita Terkait

News Update