Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika Diperingati 18 April, Ini Sejarah dan Negara yang Terdaftar

Kamis 17 Apr 2025, 15:00 WIB
Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika Diperingati 18 April, Ini Sejarah dan Negara yang Terdaftar (Sumber: Unsplash/Michael Stevanus Hartono)

Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika Diperingati 18 April, Ini Sejarah dan Negara yang Terdaftar (Sumber: Unsplash/Michael Stevanus Hartono)

POSKOTA.CO.ID Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) diperingati tiap 18 April. Itu berarti besok adalah peringatan Hari KAA.

Hari ini sangat penting untuk sejumlah negara Asia dan Afrika yang pernah dijajah.

Apa itu Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika?

Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) adalah momen penting yang diperingati setiap tanggal 18 April untuk mengenang pertemuan bersejarah yang mempertemukan negara-negara Asia dan Afrika pascakolonial, yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian, dan solidaritas antarnegara dunia ketiga.

Hari tersebut menjadi simbol dari bangkitnya kekuatan negara-negara yang pernah terjajah, dan bentuk penegasan bahwa mereka punya suara di tengah panasnya ketegangan global.

Baca Juga: Hari Hemofilia Sedunia Diperingati 17 April, Simak Sejarah dan Penyebabnya di Sini

Sejarah Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika pertama kali digelar pada 18–24 April 1955 di Bandung, Indonesia, atas inisiatif lima negara yakni Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (kini Myanmar).

Konferensi ini menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya negara-negara bekas jajahan dari Asia dan Afrika berkumpul dalam satu forum tanpa intervensi kekuatan besar Barat atau Timur.

Presiden Soekarno membuka konferensi ini dengan pidato legendaris yang menekankan pentingnya "berdiri di atas kaki sendiri" dan tidak tunduk pada polarisasi dunia.

Baca Juga: Hari Budaya Universal Diperingati Tiap 15 April, Begini Sejarah dan Cara Merayakannya

Seiring berjalannya waktu, 18 April diperingati bukan hanya sebagai momen sejarah, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kolonialisme, rasisme, dan dominasi politik global.

Hari tersebut menandai munculnya semangat non-alignment (non-blok), kerja sama Selatan-Selatan, serta penegasan bahwa perjuangan belum usai, terutama dalam bidang keadilan sosial, ekonomi, dan kedaulatan.

Berita Terkait

News Update