POSKOTA.CO.ID - Kontroversi seputar keaslian ijazah dan skripsi mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat setelah sejumlah analisis mengungkap indikasi pemalsuan yang serius.
Pakar telematika dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, secara mengejutkan menyatakan bahwa foto pada ijazah Jokowi bukanlah dirinya, melainkan milik sepupunya, Dumantno Budi Utomo.
Temuan ini semakin menguat setelah pemeriksaan menggunakan teknologi face comparison dan error level analysis (ELA) menunjukkan ketidakcocokan yang signifikan.
Roy Suryo bahkan menyatakan keyakinannya hingga 99,9 persen bahwa foto tersebut adalah Dumantno, bukan Jokowi, yang memunculkan pertanyaan besar tentang keabsahan dokumen resmi presiden.
Baca Juga: Polisi Menjaga Ketat Kediaman Jokowi di Tengah Aksi Tuntutan Keabsahan Ijazah Jokowi
Temuan Mengejutkan: Foto di Ijazah Bukan Jokowi?
Roy Suryo, dalam unggahan YouTube podcast Abraham Samad Speak Up, mengungkapkan bahwa hasil analisis menggunakan teknologi face comparison dan error level analysis (ELA) menunjukkan kecocokan lebih dari 80 persen antara foto di ijazah dengan wajah Dumantno Budi Utomo.
"Foto di ijazah itu bukan Jokowi. Saya pastikan 99,9 persen itu milik Dumantno, sepupu Jokowi yang lahir tahun 1977," tegas Roy.
Dumantno sendiri dikenal sebagai pengusaha dan direktur utama PT Bara Toba Energi. Menariknya, meski Dumantno pernah kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Solo, foto tersebut justru ditempelkan pada dokumen yang diklaim sebagai ijazah UGM milik Jokowi.
Baca Juga: Tunjukan Ijazah SD hingga Kuliah di UGM, Jokowi akan Tempuh Jalur Hukum Penyebar Isu Ijazah Palsu
Skripsi Jokowi Juga Dipertanyakan
Selain ijazah, skripsi Jokowi yang dikeluarkan Fakultas Kehutanan UGM juga diragukan keasliannya. Roy Suryo dan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasi Sianipar, menemukan bahwa dokumen tersebut menggunakan font Times New Roman yang baru ada setelah tahun 1992, sementara Jokowi disebut lulus pada 1985.
"Percetakan yang disebut UGM, Prima dan Sanur, bahkan belum berdiri saat itu. Ini jelas rekayasa," ujar Roy.