Skripsi dan Ijazah Jokowi diragukan, Font Times New Roman jadi bukti pemalsuan? (Sumber: YouTube/Abraham Samad SPEAK UP)

Nasional

Analisis Teknologi Buktikan Foto di Ijazah Jokowi Bukan Dirinya: Siapa Sebenarnya?

Kamis 17 Apr 2025, 11:10 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kontroversi seputar keaslian ijazah dan skripsi mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat setelah sejumlah analisis mengungkap indikasi pemalsuan yang serius.

Pakar telematika dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, secara mengejutkan menyatakan bahwa foto pada ijazah Jokowi bukanlah dirinya, melainkan milik sepupunya, Dumantno Budi Utomo.

Temuan ini semakin menguat setelah pemeriksaan menggunakan teknologi face comparison dan error level analysis (ELA) menunjukkan ketidakcocokan yang signifikan.

Roy Suryo bahkan menyatakan keyakinannya hingga 99,9 persen bahwa foto tersebut adalah Dumantno, bukan Jokowi, yang memunculkan pertanyaan besar tentang keabsahan dokumen resmi presiden.

Baca Juga: Polisi Menjaga Ketat Kediaman Jokowi di Tengah Aksi Tuntutan Keabsahan Ijazah Jokowi

Temuan Mengejutkan: Foto di Ijazah Bukan Jokowi?

Roy Suryo, dalam unggahan YouTube podcast Abraham Samad Speak Up, mengungkapkan bahwa hasil analisis menggunakan teknologi face comparison dan error level analysis (ELA) menunjukkan kecocokan lebih dari 80 persen antara foto di ijazah dengan wajah Dumantno Budi Utomo.

"Foto di ijazah itu bukan Jokowi. Saya pastikan 99,9 persen itu milik Dumantno, sepupu Jokowi yang lahir tahun 1977," tegas Roy.

Dumantno sendiri dikenal sebagai pengusaha dan direktur utama PT Bara Toba Energi. Menariknya, meski Dumantno pernah kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Solo, foto tersebut justru ditempelkan pada dokumen yang diklaim sebagai ijazah UGM milik Jokowi.

Baca Juga: Tunjukan Ijazah SD hingga Kuliah di UGM, Jokowi akan Tempuh Jalur Hukum Penyebar Isu Ijazah Palsu

Skripsi Jokowi Juga Dipertanyakan

Selain ijazah, skripsi Jokowi yang dikeluarkan Fakultas Kehutanan UGM juga diragukan keasliannya. Roy Suryo dan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasi Sianipar, menemukan bahwa dokumen tersebut menggunakan font Times New Roman yang baru ada setelah tahun 1992, sementara Jokowi disebut lulus pada 1985.

"Percetakan yang disebut UGM, Prima dan Sanur, bahkan belum berdiri saat itu. Ini jelas rekayasa," ujar Roy.

Temuan ini semakin kuat setelah seorang kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membagikan foto ijazah Jokowi di media sosial.

Analisis Roy menunjukkan bahwa dokumen tersebut adalah fotokopi warna dengan tanda-tanda manipulasi, seperti ketidaksesuaian cap dan posisi foto.

Tagar AdiliJokowi dan MakzulkanJokowi pun ramai di media sosial X, mendesak aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan ini. Sejumlah pihak, termasuk kuasa hukum Bambang Tri, telah melaporkan kasus ini ke Bareskrim.

Baca Juga: Ketua Umum Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina Diduga Lakukan Intimidasi terhadap Peserta Aksi yang Menuntut Keabsahan Ijazah Jokowi

UGM Diminta Klarifikasi

Rencananya, pada 15 April 2025, Roy Suryo dan sejumlah pihak akan mendatangi UGM untuk meminta klarifikasi resmi. Mereka juga akan ke Solo pada 16 April untuk melacak lebih lanjut dokumen-dokumen terkait.

Rektor UGM, Prof. Ova Amelia, sebelumnya telah mendukung pernyataan Dekan Fakultas Kehutanan tentang keaslian skripsi. Namun, temuan teknologi dan analisis forensik justru menunjukkan sebaliknya.

Jika terbukti palsu, kasus ini bisa menjadi skandal terbesar dalam sejarah politik Indonesia. Pasalnya, dokumen ijazah dan skripsi tersebut digunakan Jokowi sejak mendaftar sebagai calon walikota, gubernur, hingga presiden.

"Tidak boleh ada yang kebal hukum. Jika terbukti ada pemalsuan, harus ada konsekuensi serius," tegas Roy.

Sementara itu, publik menunggu tindakan tegas dari penegak hukum. Apakah kasus ini akan dibawa ke pengadilan, atau justru kembali tenggelam seperti kasus-kasus sebelumnya?

Tags:
UGMijazah JokowiJokowiRoy Suryo

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor