POSKOTA.CO.ID - Pada tanggal 17 April, setiap tahunnya dunia akan memperingati satu hari penting yakni Hari Hemofilia Sedunia. Apa itu Hemofilia? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Peringatan Hari Hemofilia diadakan setiap tahun pada tanggal 17 di seluruh dunia. Adapun, kegiatan ini telah berlangsung sejak 1989 dari gagasan World Federation of Hemophilia (WFH) memilih.
Seperti dilansir laman RRI dari Days of The Year, Hari Hemofilia Sedunia yang jatoh pada tanggal 17 April dipilih karena sebagai menghormati hari kelahiran Frank Schnabel, pendiri WFH.
Baca Juga: Berikut Shio yang Ditakdirkan Hoki Hari Ini 17 April 2025, Bersiaplah untuk Kaya Raya
Apa Itu Hemofilia?
Melansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dijelaskan bahwa Hemofilia merupakan gangguan yang memengaruhi proses pembekuan darah, disebabkan oleh kekurangan atau tidak berfungsinya faktor pembekuan.
Akibatnya, penderita dapat mengalami pendarahan berkepanjangan setelah cedera atau prosedur medis, serta berisiko mengalami pendarahan spontan di sendi dan organ dalam.
Melansir laman resmi WFH.org, Hemofilia adalah kelainan pendarahan yang langka. Selama bertahun-tahun, orang-orang percaya bahwa hanya laki-laki dan anak laki-laki yang dapat mengalami gejala hemofilia.
Adapun gejalanya ialah seperti seperti pendarahan secara umum dan pendarahan pada persendian.
Sementara itu, perempuan yang membawa gen hemofilia tidak mengalami gejala pendarahan sendiri.
Tema Hari Hemofilia Sedunia 2025
Di tahun 2025, tema yang diusung dalam peringatan Hari Hemofilia Sedunia oleh WFH adalah “Acces for all: Women and girls bleed too” atau “Akses untuk semua: Perempuan dan anak perempuan juga mengalami pendarahan”.
Tema kali ini menyoroti kenyataan bahwa perempuan dan anak perempuan dengan gangguan pendarahan masih banyak yang terabaikan dalam hal diagnosis dan perawatan.
Dengan adanya pengenalan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang tepat, kualitas hidup perempuan dan anak perempuan dapat ditingkatkan, sekaligus memperkuat komunitas gangguan pendarahan secara keseluruhan.
Meski berlangsung seumur hidup, penderita hemofilia tetap dapat menjalani hidup aktif dan sehat dengan penanganan serta diagnosis yang tepat.