POSKOTA.CO.ID - King Abdi, finalis MasterChef Indonesia Season 10, kembali menjadi sorotan publik. Namun kali ini bukan karena keahliannya di dapur, melainkan kisah pahit yang ia alami dalam dunia bisnis kuliner.
Sosok yang dikenal dengan kreativitas dalam meracik hidangan ini mengungkapkan luka hati yang mendalam setelah didepak dari bisnis bebek goreng yang ia bangun bersama rekan selebriti.
Kontroversi ini mencuat ke permukaan dan viral di media sosial karena dianggap menyimpan sisi kelam dunia usaha kuliner yang dijalani oleh figur publik.
King Abdi, yang dikenal lewat keberhasilannya meracik makanan pedas dan konsep kreatif makanan jalanan, membuka usaha kuliner bebek bersama seorang sahabat selebriti.
Baca Juga: Tak Perlu BI Checking, Pinjam Saldo DANA hingga Rp20 Juta Bisa Langsung Masuk ke Dompet Elektronik
Dalam kurun waktu singkat, usaha tersebut tumbuh signifikan hingga memiliki 11 cabang. Namun, di tengah kesuksesan tersebut, ia harus menerima kenyataan pahit: didepak secara sepihak oleh rekannya hanya melalui panggilan telepon.
“Saya dijanjikan lima persen dari keuntungan, tetapi semuanya batal tanpa penjelasan yang jelas. Saya hanya diberi kabar lewat telepon dan tidak ada pembicaraan formal sebelumnya,” ungkap King Abdi dalam wawancara di kanal YouTube Kasisolusi yang tayang pada 15 April 2025.
Duka Di Balik Kesuksesan Kuliner
Kisah ini menjadi semakin tragis ketika King Abdi mengakui bahwa ia saat itu terlalu polos dan mudah percaya. Ia tak menyangka bahwa sahabat yang turut ia ajak membangun bisnis bersama akan melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
“Saya merasa bodoh. Saya terlalu percaya. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi soal harga diri,” ujarnya dengan nada getir.
King Abdi juga mengungkapkan bahwa setelah didepak, ia menerima sejumlah uang yang dikirim oleh mantan rekan bisnisnya. Namun uang tersebut tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, ia memilih membelikan Al-Qur’an untuk dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya.
“Saya tidak mau menerima uang yang dikirim sebagai bentuk pemakluman. Saya gunakan untuk membeli Al-Qur’an dan membagikannya. Karena bagi saya, harga diri lebih penting daripada materi,” tambahnya.