POSKOTA.CO.ID - Analis mata uang dan emas, Lukman Leong, memproyeksikan bahwa harga emas dunia berpotensi menembus USD 4.000 per troy ounce pada tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada tren kenaikan harga emas yang telah mencapai USD 3.300 per troy ounce, menandai rekor tertinggi dalam sejarah perdagangan logam mulia ini.
Sementara itu, pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa harga emas dunia dapat mencapai USD 3.600 per troy ounce pada tahun yang sama.
Ia menekankan bahwa eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah, menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas.
Baca Juga: 2 Cara Dapat Saldo DANA Paling Manjur, Keuntungan Berlipat Ganda
Goldman Sachs, lembaga keuangan global, juga menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun 2025 menjadi USD 3.700 per troy ounce, dengan kisaran proyeksi antara USD 3.650 hingga USD 3.950.
Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang lebih kuat dari bank sentral dan arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa yang lebih tinggi karena risiko resesi.
Faktor-Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
1. Ketegangan Geopolitik dan Perang Dagang
Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Langkah-langkah seperti penghentian impor pesawat Boeing oleh China dan sanksi terhadap perusahaan teknologi seperti NVIDIA oleh AS telah memperburuk ketegangan antara kedua negara. Hal ini mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
2. Kebijakan Moneter dan Suku Bunga
Penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) seiring dengan menurunnya tingkat inflasi di AS telah meningkatkan daya tarik emas. Ekspektasi bahwa The Fed akan lebih banyak menurunkan suku bunga acuannya sepanjang sisa tahun 2025 membuat emas menjadi pilihan investasi yang lebih menarik dibandingkan aset berimbal hasil lainnya.
3. Permintaan dari Bank Sentral dan Investor
Permintaan emas dari bank sentral dan investor institusional mengalami peningkatan signifikan. Data menunjukkan bahwa arus masuk ke exchange-traded funds (ETF) berbasis emas mencapai 226,5 metrik ton, senilai USD 21,1 miliar pada kuartal pertama 2025, merupakan arus masuk terbesar sejak awal 2022.
Dampak terhadap Pasar Domestik
Di Indonesia, tren kenaikan harga emas global berdampak pada lonjakan harga emas domestik. Harga emas Antam stabil di angka Rp1.955.000 per gram, sementara emas UBS dan Galeri24 mengalami fluktuasi harga jual.
Kenaikan harga ini mendorong masyarakat untuk berinvestasi dalam emas, terlihat dari pertumbuhan saldo emas di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang meningkat 40% secara year to date.
Baca Juga: Pencairan Dana Bansos Tahap 2 Sudah Berjalan, Simak Status Pencairannya di Aplikasi Cekbansos
Implikasi bagi Investor
Kenaikan harga emas memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari investasi logam mulia.
Namun, investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang terkait dengan volatilitas harga dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi pasar emas. Diversifikasi portofolio dan pemantauan terhadap perkembangan geopolitik dan kebijakan moneter global menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
Prediksi bahwa harga emas dunia dapat mencapai USD 4.000 per troy ounce pada tahun 2025 mencerminkan dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik, kebijakan moneter, dan permintaan investor.
Bagi investor dan pelaku pasar, penting untuk terus memantau perkembangan ini dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan kondisi pasar yang berubah.