Ganti Nomor HP Saat Galbay Pinjol Ilegal? Waspadai 5 Risiko Ini Sebelum Terlambat

Rabu 16 Apr 2025, 20:03 WIB
Ilustrasi. Bahaya mengganti nomor HP saat galbay pinjol ilegal. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi. Bahaya mengganti nomor HP saat galbay pinjol ilegal. (Sumber: Freepik)

Salah satu praktik yang kerap dilakukan pinjol ilegal adalah penyalahgunaan data pribadi. Sejak awal pendaftaran, banyak pengguna yang tanpa sadar memberikan izin akses ke kontak, galeri, dan lokasi ponsel.

Ketika mereka tidak bisa dihubungi, pihak pinjol bisa menyebarkan informasi palsu ke jaringan kontak korban, termasuk menuduh sebagai penipu atau pelarian.

Pengguna yang merasa dipermalukan atau diteror disarankan untuk segera melapor ke pihak berwenang atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Diancam DC Lapangan Pinjol Ilegal? Cek Cara Melaporkannya di Sini

3. Dianggap Kabur dan Tidak Kooperatif

Dalam praktiknya, mengganti nomor telepon sering kali dianggap sebagai tanda bahwa pengguna tidak bertanggung jawab terhadap kewajiban pembayaran.

Hal ini bisa memicu reaksi agresif dari penagih utang, termasuk ancaman dan penyebaran data pribadi ke media sosial.

Padahal secara hukum, tindakan mengganti nomor bukanlah tindak pidana. Namun, kurangnya pemahaman hukum membuat banyak korban merasa tertekan dan cemas berlebihan.

4. Hilangnya Akses Klarifikasi dan Mediasi

Memutus komunikasi secara total juga berarti pengguna kehilangan kesempatan untuk menyampaikan itikad baik, klarifikasi, atau mencari jalan tengah dalam penyelesaian utang.

Meskipun sebagian besar pinjol ilegal tidak terbuka untuk kompromi, tetap ada kemungkinan diskusi ketika komunikasi tetap terjaga.

Dalam beberapa kasus, korban pinjol berhasil menyelesaikan persoalan secara damai karena bersikap terbuka dan tidak menghindar sepenuhnya.

5. Dampak Serius terhadap Kesehatan Mental

Tekanan dari pinjol ilegal tidak hanya berdampak secara finansial, tetapi juga menyerang kondisi psikologis pengguna.

Mengganti nomor ponsel tanpa menyelesaikan akar masalah dapat menimbulkan perasaan bersalah, ketakutan terus-menerus, hingga stres berkepanjangan.

Berita Terkait

News Update