Cerita Asmin Hidupi Keluarga dari Sewa Ban Pelampung di Pantai Carita

Rabu 16 Apr 2025, 09:48 WIB
Warga Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Pandeglang, Asmin, menghidupan keluarganya dengan membuka usaha jasa sewa ban pelampung di Pantai Carita, Selasa, 15 April 2025. (Sumber: (Poskota/Samsul Fatoni))

Warga Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Pandeglang, Asmin, menghidupan keluarganya dengan membuka usaha jasa sewa ban pelampung di Pantai Carita, Selasa, 15 April 2025. (Sumber: (Poskota/Samsul Fatoni))

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Asmin, 52 tahun, warga Kampung Cangkara, Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, menggantungkan hidupnya dari usaha penyewaan ban pelampung di kawasan wisata Pantai Carita.

Selama dua dekade, Asmin konsisten menyewakan ban pelampung kepada wisatawan yang datang ke pantai di wilayah Carita. Meski penghasilannya tak selalu menentu, usaha ini cukup untuk menghidupi keluarganya dan menyekolahkan kedua anaknya hingga tingkat SLTA.

Dia memiliki sekitar 50 unit ban pelampung dan beberapa papan selancar. Tarif sewanya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tergantung pada ukuran ban.

Di hari-hari biasa, pendapatannya tak menentu. Kadang ada pemasukan, kadang pula tidak. Semua tergantung ramai atau sepinya kunjungan wisatawan ke pantai.

Baca Juga: Miris, Rumah Dinas Wabup Pandeglang Dibiarkan Kumuh dan Rusak

Namun saat musim liburan tiba, Asmin tak menyia-nyiakan kesempatan. Seperti momen libur Lebaran Idulfitri beberapa waktu lalu, ia kebanjiran penyewa hingga penghasilannya ikut melonjak.

“Saya biasa mangkal di Pantai Pasir Putih Carita. Kalau musim liburan, pengunjung banyak, jadi penyewa ban juga lumayan ramai,” ujar Asmin saat ditemui, Selasa, 15 April 2025.

Asmin mengakui, saat libur panjang seperti Lebaran, Tahun Baru, atau akhir pekan, dari total 50 unit ban miliknya, bisa tersewa antara 35 hingga 40 unit per hari.

"Alhamdulillah kalau musim libur, saya bisa dapat penghasilan antara Rp200 ribu sampai Rp300 ribu per hari. Tapi kalau hari biasa, ya kadang ada kadang juga jong," katanya.

Baca Juga: Alasan Efisiensi Anggaran, Pemkab Pandeglang Tak Mampu Tangani Jalan Longsor di Cilabanbulan

Usaha sewa ban pelampung ini kini menjadi satu-satunya mata pencaharian Asmin. Meski sederhana, dari usaha ini ia mampu membiayai pendidikan kedua anaknya hingga lulus SMA.

“Saya punya dua anak, semuanya lulusan SMA. Biaya sekolah mereka dari hasil menyewakan ban pelampung. Anak pertama saya sudah menikah, yang kedua baru lulus sekolah, tapi masih nganggur,” tuturnya.

Saat musim liburan, Asmin tak sendirian. Ia dibantu istrinya dan satu anaknya yang baru lulus SMA. “Kalau lagi ramai, saya dibantu istri dan anak. Soalnya kadang kalau pengunjung banyak, yang nyewa ban juga banyak sampai nggak bisa dikontrol. Pernah beberapa ban hilang begitu saja,” tuturnya.

Selama puluhan tahun menekuni usaha ini, Asmin tak terlalu berharap banyak dari bantuan pemerintah. Ia hanya ingin diberi kesempatan untuk terus menjalankan usahanya di kawasan wisata pantai.

“Menyewakan ban ini satu-satunya mata pencaharian saya. Nggak ada usaha lain. Jadi saya cuma berharap pemerintah atau pengelola wisata memberi kami ruang untuk tetap berjualan,” harapnya.

Ban-ban pelampung yang ia sewakan sebagian dibeli, sebagian lagi diperoleh dari bengkel ban mobil.

“Ada yang saya beli, ada juga yang minta dari bengkel ban. Tapi karena ini ban dalam mobil, banyak yang bocor. Jadi sering saya tambal sendiri,” pungkasnya.

Berita Terkait

News Update