drg. Mirza menyatakan bahwa dirinya menerima banyak laporan dari masyarakat yang mengaku pernah menjadi korban dari dokter yang sama, bahkan ada yang pernah melihat kejadian mencurigakan di tempat praktik tersebut.
Baca Juga: Dugaan Kasus Pelecehan Seksual di SD Depok, Disdik dan KPAI Turun Tangan
“Dari awal udah aneh, mungkin karena saya sendiri, ya, nggak di samping suami. Dia minta WA, ngajak jalan ini itu. Saya memang sendiri, suami lagi nggak ada. Dia ngiming-imingi, ‘Udah kamu cek ke klinik saya, nggak usah bayar,’ tapi di sana saya dilecehin. Payudara saya dimainin, saya juga ditahan pakai tangan, tetap aja tangannya mainin,” tulis korban dalam pesan yang diunggah ulang oleh drg. Mirza.
Menurut pengakuan korban, ia datang sendirian ke klinik karena suaminya sedang tidak bisa menemani.
Di luar dugaan, sang dokter justru mulai bersikap tidak wajar, meminta kontak pribadi, menawarkan pemeriksaan gratis dengan syarat tidak membawa pendamping, hingga akhirnya meraba bagian tubuh yang tidak seharusnya disentuh selama pemeriksaan USG.
Korban juga mengaku masih menyimpan bukti-bukti berupa buku konsultasi, catatan tanggal kunjungan, dan yakin bahwa CCTV di klinik tersebut merekam seluruh kejadian.
Modus Pemeriksaan Gratis
Mirza juga membeberkan bahwa modus yang digunakan sang dokter terbilang licik. Ia kerap menghubungi pasien melalui WhatsApp pribadi.
Motif itu dengan mengiming-imingi pemeriksaan gratis seperti USG 4D, namun dengan syarat tertentu, pasien tidak boleh datang bersama suami atau anggota keluarga lain.
Dalam beberapa tangkapan layar yang dibagikan, terlihat ajakan-ajakan bernada tidak profesional dan cenderung menjurus ke arah pelecehan.
Salah satu pesan yang dibagikan oleh netizen menyebut bahwa dokter tersebut bahkan pernah meminta pasien untuk "jalan-jalan bareng" atau "nongkrong setelah pemeriksaan," dengan alasan pendekatan pribadi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang profesionalisme dan etika medis sang dokter.
“Dia selalu WA pasien-pasiennya, iming-iming USG 4D gratis, tapi ngajak main dan lain-lain. Tapi nggak boleh bawa suami atau siapapun pas periksa,” tulis seorang pengirim pesan yang juga mengaku sebagai korban.