POSKOTA.CO.ID — Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, mengungkap kunci keberhasilan timnya tetap kompetitif di tengah badai cedera. Persib tetap bisa mencuri satu poin dari Borneo FC meski tanpa sebelas pemain utama.
Hodak menekankan pentingnya kedalaman skuad dalam sebuah tim. Ia menyebut seluruh pemain harus siap tampil dan menunjukkan kualitas setara.
“Kami punya skuad berjumlah 25 pemain. Yang penting adalah pemain cadangan memiliki kualitas seperti sebelas pemain utama,” tegas Bojan Hodak kepada awak media.
Pelatih asal Kroasia itu juga mengakui dirinya tak ingin menilai kontribusi pribadi terlalu jauh. “Saya tidak bisa bicara tentang diri saya sendiri. Biarkan orang lain yang menilai,” ujarnya merendah.
Terkait kondisi pemain, Hodak menyebut beberapa nama sudah kembali bergabung latihan. Febri, Dimas, dan Kasta kini siap dimainkan meski kebugaran masih jadi perhatian.
“Cedera bukan lagi masalah, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kebugaran,” kata Hodak soal kondisi Kasta. Ia juga memastikan Edo dan Marc bisa bermain melawan Bali United.
Menghadapi laga penting kontra Bali, Hodak menyebut hanya memiliki waktu tiga hari untuk persiapan. Ia tetap optimistis tim bisa tampil solid dengan materi yang tersedia.
Bojan menyayangkan dua gol identik yang bersarang ke gawang Persib melawan Borneo FC. Ia menjelaskan kesalahan terjadi karena posisi gelandang bertahan yang terlalu jauh dari pemain lawan.
Baca Juga: Cedera Abduh Lestaluhu Tambah Derita PSS Sleman di Tengah Ancaman Degradasi
“Peralta memang kami waspadai. Tapi dalam situasi itu pemain kami kurang dekat dengannya,” jelas Bojan soal gol lawan.
Ia juga mewaspadai kekuatan Bali United yang tampil dominan meski gagal mencetak gol saat menghadapi Dewa United. Hodak menyebut statistik pertemuan dengan Bali menunjukkan pertandingan nanti bakal berlangsung ketat.
“Kami hanya menang sekali dari enam pertemuan terakhir melawan mereka. Lima lainnya berakhir imbang,” ujar Hodak mengingatkan.
Saat ditanya tentang perkembangan pemain muda seperti Nazriel Alvaro, Hodak menyambut positif. Namun, ia menegaskan transisi dari tim usia muda ke tim senior membutuhkan waktu.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan usia muda secara berkelanjutan. “Elite Pro Academy adalah awal bagus, tapi harus didukung struktur yang lebih luas,” tegasnya.
Hodak mengajak Indonesia meniru sistem pembinaan seperti Kroasia yang memiliki banyak klub dan akademi. Menurutnya, kualitas pemain muda hanya bisa terwujud melalui sistem yang ketat dan terintegrasi.