Kopi Pagi: Dengarkan Suara Rakyat

Senin 14 Apr 2025, 07:04 WIB
Kopi Pagi. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi. (Sumber: Poskota)

Menyerap aspirasi dan denyut nadi masyarakat, apa yang dibutuhkan saat ini dan nanti, serta sedapat mungkin memenuhi kehendaknya melalui kebijakan yang pro rakyat. Itulah perlunya negara wajib hadir melindungi warganya, rakyatnya..

-Harmoko-

Sering dikatakan esensi kepemimpinan adalah kepercayaan. Seseorang menjadi pejabat publik, apakah itu presiden, kepala daerah, anggota dewan karena publik percaya hingga memilihnya dalam pemilu.

Tanpa kepercayaan publik, pemimpin akan sulit menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.

Itulah sebabnya kepercayaan menjadi kata kunci bagi seseorang terpilih menjadi pejabat publik, dan sukses sebagai pejabat publik.

Belajar dari sejarah perjuangan, para pendiri negeri dan pemimpin bangsa mendapat unconditional trust – kepercayaan dari rakyat tanpa syarat karena memiliki integritas yang tinggi. Selain, tentunya, tiada henti memperjuangkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat.

Dapat dikatakan hidupnya untuk rakyat. Bukan memperjuangan kepentingan dirinya, kelompoknya, dan kerabatnya. Lebih – lebih di era sekarang ini, kian dibutuhkan pemimpin yang terpercaya karena senantiasa menjunjung tinggi integritas, tak hanya sebatas di atas kertas, tetapi tercermin dalam aktivitas sehari – hari. Tak hanya sebatas retorika, tapi aksi nyata.

Hindari banyak pernyataan, tetapi minim perbuatan. Para leluhur mengajarkan “ojo waton ngomong,, ning yen ngomong sing gawe waton”. Itulah pitutur luhur Jawa yang artinya jangan hanya sekadar bicara, namun apabila bicara harus bisa dibuktikan, mengandung kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ini berlaku bagi siapa saja, apalagi bagi mereka yang mestinya menjadi panutan. Bicara tanpa fakta, tanpa mengandung kebenaran, di- era sekarang disebut hoaks.

Sementara kita tahu betul, perkataan wajib dipertanggungjawabkan – perkataan yang baik, mungkin cepat dilupakan , tetapi perkataan yang buruk, apalagi sampai menyakiti hati, akan selalu dikenang.

Di sinilah perlunya membangun komunikasi publik yang simpatik. Mengapa? Jawabnya jelas, pernyataan elite politik, para pejabat, birokrat yang menyakiti hati rakyat, dapat menggerus kepercayaan rakyat kepada pemerintah.

Berita Terkait

Kopi Pagi: Buang Suara Sumbang

Senin 10 Feb 2025, 08:01 WIB
undefined

Kopi Pagi: Menelisik Kritik

Kamis 20 Feb 2025, 08:02 WIB
undefined

News Update