"Jangan bahas bebek, karena aku trauma aja kalau soal bebek," ujar King Abdi.
Ia menambahkan bahwa trauma tersebut berasal dari peristiwa ketika ia didepak dari bisnis restoran bebek yang kini memiliki lebih dari 11 cabang di berbagai kota besar.
"Lagi malas aja untuk membahas bisnis soal bebek ya karena saya pernah trauma didepak dari 11 cabang jualan bebek," lanjutnya.
Fakta Menarik: Restoran Bebek Milik Artis Kini Lebih dari 11 Cabang
Tanpa menyebutkan nama secara eksplisit, King Abdi mengisyaratkan bahwa artis pemilik restoran bebek tersebut adalah sosok yang sangat terkenal.
"Ya sangat terkenal, Anda aja kenal kok," katanya kepada Dery yang tampak memahami arah pembicaraan.
Pengakuan ini memperkuat dugaan bahwa bisnis restoran bebek yang dimaksud telah mencapai popularitas nasional. Bahkan, Dery sendiri mengaku pernah mencicipi masakan di restoran tersebut.
Proses Didepak: “Hanya Melalui Telepon”
King Abdi bercerita bahwa peristiwa didepaknya dari bisnis tersebut dilakukan secara sepihak melalui sambungan telepon. Ia semula dijanjikan keterlibatan dalam berbagai aspek pengelolaan bisnis, termasuk porsi kepemilikan keuntungan.
"Akadnya, awalnya saya cuma disuruh masak nanti saya diajak segala macem, saya akan dikasih 5 persen ya gitu-gitu aja," terang King Abdi.
Namun, realitas tidak seindah janji. Ia dikeluarkan dari kemitraan tersebut tanpa penjelasan yang jelas dan tanpa kompensasi yang seharusnya menjadi haknya.
Realita Industri FnB: Antara Peluang dan Intrik
Apa yang dialami King Abdi menjadi cerminan nyata bahwa industri FnB bukanlah arena yang semata-mata mengandalkan rasa dan kreativitas.
Politik bisnis, kepentingan modal, serta hubungan personal juga memainkan peran penting yang bisa berdampak pada kelangsungan kerja sama.
Selebritas yang terjun ke dunia FnB sering kali memiliki kekuatan branding dan akses modal yang besar. Sementara itu, pelaku bisnis profesional seperti King Abdi lebih mengandalkan keahlian teknis dan resep otentik sebagai nilai jual.