POSKOTA.CO.ID - Setelah mengalami salah satu pekan paling tidak menentu dalam sejarah pasar keuangan global, emas kembali memikat minat para investor sebagai aset lindung nilai.
Ketika ketidakpastian mendominasi dan ketegangan geopolitik meningkat, logam mulia ini kembali menjadi primadona, melampaui ekspektasi banyak pihak.
Melansir Kitco News, Senin, 14 April 2025, harga emas di pasar spot dibuka pada level USD 3.032,32 per ons, sebuah rekor impresif yang menandai awal pekan kedua April.
Meski sempat turun ke angka USD 2.978 pada Minggu sore, harga kembali pulih dan stabil di atas USD 3.000 selama sesi perdagangan di kawasan Asia.
Baca Juga: Mantan Artis Kolosal Sekar Arum Widara Ditangkap Usai Edarkan Uang Palsu, Ini Profil Lengkapnya
Kondisi Global Memicu Emas Jadi Pilihan Aman
Kenaikan ini bukanlah tanpa alasan. Pasar global kini tengah diguncang berbagai ketidakpastian mulai dari kekhawatiran terhadap potensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, hingga respons pasar terhadap suku bunga dan arus modal yang mengalir keluar dari pasar negara maju.
Pada pekan lalu, bursa saham global menunjukkan stagnasi signifikan. Ketegangan antara kekuatan besar dunia menyebabkan banyak investor beralih dari aset berisiko tinggi ke aset aman seperti emas.
Hal ini mendorong reli harga logam mulia ke level tertingginya sepanjang sejarah.
Prediksi Pelaku Pasar: Emas Menuju Rekor Baru?
Survei mingguan dari Kitco News mengungkapkan bahwa mayoritas analis dan pelaku pasar masih optimistis terhadap tren emas. Bahkan, banyak dari mereka memprediksi harga akan terus naik dalam jangka menengah hingga panjang.
Chandler menargetkan harga emas berpotensi naik ke USD 3.300 hingga USD 3.500 jika sentimen pasar tetap searah. Menurutnya, logam mulia saat ini bukan hanya instrumen investasi, tetapi simbol keamanan di tengah ketidakpastian.
Sementara itu, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, melihat penurunan harga sebelumnya hanya bersifat sementara. Ia menilai momentum emas tetap kuat dengan banyak pembeli institusional yang menunggu peluang untuk masuk.
Geopolitik dan Media Sosial Jadi Pemicu Pasar
Dalam lanskap pasar yang cepat berubah, satu pernyataan dari tokoh publik di media sosial bisa mengubah sentimen dalam hitungan menit.
“Sekarang ini, semuanya bisa berubah hanya karena satu postingan di media sosial dari satu orang,” kata Darin Newsom dari Barchart.com. Ia menilai kondisi geopolitik yang tidak stabil akan terus menjadi faktor pendorong emas dalam waktu dekat.
James Stanley dari Forex.com juga tetap pada pandangan optimistisnya terhadap logam kuning ini. Ia menyebut tidak ada alasan rasional untuk mengubah posisi long-nya terhadap emas.
Sementara itu, Daniel Pavilonis, pialang senior di RJO Futures, menggarisbawahi bahwa volatilitas pasar obligasi turut memperkuat posisi emas. Menurutnya, saat pasar obligasi berfluktuasi, investor cenderung berpindah ke emas untuk menjaga nilai aset.
Survei Kitco: Sentimen Pasar Mayoritas Optimistis
Survei mingguan Kitco News melibatkan 16 analis pasar emas pada pekan kedua April 2025. Hasilnya:
- 15 analis (94%) memperkirakan harga emas akan naik
- 1 analis (6%) memprediksi harga akan stagnan
- 0 analis memproyeksikan penurunan harga
Di sisi lain, jajak pendapat daring terhadap 275 investor ritel (Main Street) menunjukkan:
- 189 responden (69%) optimistis harga emas naik
- 50 responden (18%) memperkirakan penurunan
- 36 responden (13%) memproyeksikan harga bergerak datar
Ini menunjukkan keyakinan yang tinggi dari berbagai kalangan terhadap keberlanjutan tren naik harga emas, khususnya dalam satu hingga dua pekan ke depan.
Peran Bank Sentral dan Data Ekonomi Pekan Ini
Minggu depan menjadi pekan yang penting bagi pasar karena sejumlah kebijakan bank sentral akan diumumkan dan berpotensi memengaruhi harga emas:
- Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangannya di Economic Club of Chicago, Rabu depan.
- Bank of Canada (BoC) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level saat ini.
- Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan besar akan memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan Euro.
Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat yang juga ditunggu oleh investor meliputi:
- Survei Manufaktur Empire State (Selasa)
- Klaim Pengangguran Mingguan (Kamis)
- Pembangunan Perumahan dan Izin Bangunan
- Survei Manufaktur Philly Fed
Seluruh data ini akan menjadi acuan pasar dalam menilai kekuatan ekonomi riil, yang secara tidak langsung akan berimbas pada arah harga emas.
Apakah Harga Emas Akan Terus Naik?
Mengacu pada data, analisis, dan sentimen pasar, emas tetap menjadi instrumen investasi yang menjanjikan, terutama di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
Lonjakan harga ke atas USD 3.000 per ons tidak hanya mencerminkan permintaan yang tinggi, tetapi juga kepercayaan pasar bahwa emas adalah satu-satunya aset aman di masa penuh turbulensi.
Dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari beberapa bank sentral besar dan meningkatnya permintaan sebagai lindung nilai, emas memiliki potensi besar untuk mencetak rekor baru dalam beberapa bulan ke depan.