Baca Juga: Warna Air Kali di Tangerang Berubah Jadi Ungu, Diduga Akibat Limbah Pabrik
Respons dari pihak perusahaan disebut cepat. Drum-drum berisi limbah mulai dipindahkan, dan bau menyengat berangsur berkurang.
"Saat ini pihak perusahaan sudah mulai memindahkan drum-drum berisi cairan kimia. Sehingga untuk bau menyengat sudah agak berkurang, masih kadang suka tercium jika ada angin," tambahnya.
Perusahaan juga berencana membangun tembok pembatas yang lebih tinggi antara lapangan dan permukiman warga.
"Rencana nanti dari perusahaan juga akan meninggikan pagar pembatas antara pemukiman warga dengan lapangan. Karena selama ini tembok pembatas lapangan dengan pemukiman warga pendek hanya 1,5 meter dan ditambahin menggunakan bambu supaya lebih tinggi," jelas Wijaya.

Amsyiah, 26 tahun, warga RT 02 RW 09, mengaku setiap malam harus menghindari bau menyengat tersebut dengan keluar rumah.
"Hampir tiap malam bau menyengat asem banget membuat napas tidak segar. Kadang jika udah bau, keluar dari rumah untuk menjauh sementera waktu sampai tidak begitu bau baru masuk lagi ke dalam rumah," ujarnya.
Ia bersyukur karena saat ini bau mulai berkurang setelah drum-drum dipindahkan.
Baca Juga: 8 Bulan Diabaikan Pemkab Pandeglang, Jalan Longsor Terpaksa Diurug Warga dengan Limbah
"Sudah tidak tercium bau menyengat lagi. Hal ini setelah drum-drum dipindahkan oleh perusahaan. Biasanya jika ada angin kencang tercium baunya menusuk seperti cuka tapi ini lebih bau lagi," katanya.
Hal serupa disampaikan Masum, 50 tahun, warga lainnya yang merasa khawatir jika terus-menerus mencium bau bahan kimia tersebut.
"Kita kan tidak tahu bahan apa ini. Sekali mencium baunya udah kaya bau gosong nyesek kaya kayu dibakar. Sebelumnya bau asem menyengat seperti cuka," ungkap Masum.