Pakar Kecerdasan Buatan Mulai Ketakutan dengan Dampaknya di Masa Depan, Benarkah AI Berpikir Seperti Manusia?

Minggu 13 Apr 2025, 15:09 WIB
Ilustrasi. Alasan pakar kecerdasan buatan mulai ketakutan dengan dampak AI di masa depan. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi. Alasan pakar kecerdasan buatan mulai ketakutan dengan dampak AI di masa depan. (Sumber: Freepik)

Dalam dunia otomotif, AI kini dapat mengemudikan mobil secara otomatis, seperti yang telah diterapkan pada layanan taksi di Tiongkok.

AI juga mulai menggantikan peran musisi, desainer, dan editor dengan kemampuannya menciptakan musik, animasi, serta mengedit foto dan video secara efisien.

Perkembangan terkini yang menarik perhatian banyak pihak adalah kemunculan ChatGPT, sebuah chatbot berbasis AI yang dapat berkomunikasi menggunakan bahasa alami.

AI ini bahkan mampu memecahkan soal matematika dan menulis kode pemrograman layaknya seorang programmer profesional dalam waktu yang sangat singkat.

Tidak hanya itu, AI bahkan kini mampu menciptakan kembali gambar hanya berdasarkan hasil pemindaian otak suatu pencapaian yang mengarah pada potensi rekonstruksi visual tanpa harus melihat gambar aslinya.

Inilah yang membuat para ahli seperti Tristan Harris dan Aza Raskin (pembuat dokumenter The Social Dilemma) merasa perlu merilis dokumenter baru berjudul The AI Dilemma, yang berisi peringatan-peringatan keras.

Ancaman Nyata dan Titik Singularitas

Salah satu data yang mencengangkan adalah bahwa sekitar 50 persen peneliti AI percaya terdapat kemungkinan sebesar 10 persen atau lebih bahwa umat manusia bisa punah karena ketidakmampuan mengontrol AI.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan AI yang terus berkembang pesa bahkan dikatakan meningkat dua kali lipat setiap beberapa bulan.

Diperkirakan pada tahun 2045, AI akan mencapai titik singularitas, yakni momen di mana kecerdasannya akan setara atau bahkan melampaui seluruh kecerdasan otak manusia yang digabungkan.

Inilah yang menimbulkan kekhawatiran bahwa AI suatu saat bisa memiliki kesadaran, dan mungkin seperti yang digambarkan dalam film fiksi ilmiah akan berbalik menyerang manusia.

Manipulasi AI dan Bahayanya

Ancaman terbesar dari AI bukan sekadar apakah ia memiliki kesadaran, melainkan pada kemampuannya memanipulasi data dan informasi.

AI modern bekerja dengan model input-output tanpa harus memahami proses yang terjadi di dalamnya, sehingga kita tidak selalu tahu bagaimana keputusan diambil.

Berita Terkait

6 Potensi Bahaya Serius Penggunaan ChatGPT

Minggu 13 Apr 2025, 14:26 WIB
undefined

News Update