POSKOTA.CO.ID - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kian pesat dan menjadi topik perbincangan global, meskipun sejumlah pihak menilai banyak dampak negatif bahkan dibandingkan dnegan bahaya nuklir.
Salah satu program AI yang tengah populer adalah ChatGPT, sebuah sistem yang dirancang untuk mampu menjawab pertanyaan layaknya manusia.
ChatGPT merupakan produk dari teknologi artificial intelligence atau AI yang dapat memberikan respons terhadap berbagai pertanyaan, mulai dari pertanyaan umum hingga yang bersifat kompleks, dengan cepat dan akurat.
Baca Juga: Cara Mudah Melihat Password WiFi di HP iPhone dan Android
ChatGPT memiliki banyak manfaat. Program ini dapat membantu dalam menyelesaikan soal matematika, menulis artikel, membuat program (coding), hingga mengolah informasi dalam berbagai bentuk.
Kemampuannya yang luas menjadikannya sebagai alat bantu yang sangat bermanfaat di berbagai bidang.
Namun demikian, di balik manfaat tersebut, terdapat pula sisi negatif dari teknologi ini.
Baca Juga: Kartu SIM di Hp Anda Berstatus Panggilan Darurat? Cek Cara Mengatasinya di Sini
Dampak Teknologi AI
Dikutip dari YouTube Solusi Tekno, Disebut-sebut bahwa dampak AI lebih bahaya dari tenaga nuklir. Bahkan sejumlah pihak menilai penting terkait pembatasan penggunaan AI dalam kehidupan.
ChatGPT, atau teknologi AI secara umum, berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan yang merugikan, seperti menyebarkan hoaks, membuat perangkat lunak berbahaya (malware), hingga membuat email phishing yang bertujuan mencuri data pribadi.
Yang lebih mengkhawatirkan, AI juga dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia, terutama di sektor industri digital, yang berpotensi menjadi ancaman nyata bagi para pekerja.
Kita kini dihadapkan pada situasi di mana kecerdasan buatan dapat melampaui kecerdasan manusia. Dalam konteks ini, ancaman pengangguran menjadi nyata.
Elon Musk, seorang tokoh terkemuka di bidang teknologi, bahkan pernah menyatakan bahwa ancaman AI bisa lebih besar daripada senjata nuklir.
Namun, perlu dipahami bahwa pernyataan tersebut bukan berarti AI memiliki kemampuan destruktif seperti senjata nuklir secara langsung. Nuklir jelas merupakan ancaman keamanan global yang dapat menyebabkan kehancuran massal.
Sementara itu, AI adalah sistem komputer yang dirancang untuk membantu manusia dalam mengakses informasi dan menyelesaikan berbagai tugas.
Maksud dari pernyataan bahwa AI lebih berbahaya dari nuklir adalah bahwa jika seluruh dunia secara masif mengadopsi teknologi ini tanpa regulasi dan kebijakan yang bijak, maka AI berpotensi menggantikan tenaga kerja manusia dalam skala besar.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan angka pengangguran, yang pada gilirannya berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi, kesulitan finansial, hingga meningkatnya angka kriminalitas akibat tekanan ekonomi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan teknologi AI secara bijak, serta memastikan bahwa AI dikembangkan untuk membantu dan mendukung manusia, bukan untuk menggantikan peran manusia sepenuhnya.
Di samping itu, peningkatan keterampilan dan kompetensi juga sangat penting agar kita tetap dapat bersaing di pasar kerja yang terus berubah akibat kemajuan teknologi.