POSKOTA.CO.ID - Timnas Indonesia U-17 telah mencapai tonggak sejarah dengan lolos ke Piala Dunia U-17 2025, sebuah prestasi yang membanggakan bagi sepak bola Indonesia.
Namun, euforia ini disertai kontroversi terkait komentar pengamat sepak bola Bung Towel, yang awalnya dianggap kritis terhadap kualifikasi tim.
Timnas Indonesia U-17, di bawah asuhan pelatih Nova Arianto, menunjukkan performa impresif di Piala Asia U-17 2025.
Mereka memulai dengan kemenangan 1-0 atas Korea Selatan, juara bertahan, sebelum mengalahkan Yaman 4-1 pada 7 April 2025 di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal, Jeddah.
Kemenangan ini menempatkan Indonesia di puncak Grup C dengan 9 poin setelah di laga terakhir kalahkan Afghanistan 0-2, memastikan tiket ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar, yang akan berlangsung dari 3 hingga 27 November 2025.
Baca Juga: Kata Bung Towel Setelah Timnas Indonesia Digunduli Australia, Singgung Nama STY

Kontroversi dan Klarifikasi Bung Towel
Kontroversi muncul ketika video Bung Towel, seorang pengamat sepak bola vokal, disebarkan di media sosial, menunjukkan ia mengatakan bahwa penampilan Timnas Indonesia U-17 "tidak mengesankan" dan "tidak pantas" lolos ke Piala Dunia.
Video ini, dibagikan oleh akun TikTok @444.idn dan aktor Yama Carlos, memicu kecaman karena dianggap tidak menghargai prestasi tim.
Dalam video yang diunggah @somexthread di X, Yama Carlos berikan komentarnya dengan melontarkan kalimat "Kita tidak perlu mendengarkan ocehan-ocehan si Towel!"
Namun, Bung Towel mengklarifikasi melalui akun Instagramnya (bungtowel8) pada 10 April 2025, menyatakan video itu adalah rekaman lama dari 2024 dan tidak berkaitan dengan kualifikasi 2025.
Ia menegaskan, "Saya tidak pernah bicara atau diwawancarai media manapun tentang Timnas U-17 yang lolos Piala Dunia U-17 2025," dan menuduh adanya manipulasi fakta.
Baca Juga: Tristan Gooijer Akui Sudah Dihubungi PSSI, Selangkah Lagi Gabung Timnas Indonesia?
Reaksi Publik dan Pengamat Lain
Reaksi publik beragam, sebagian netizen mendukung timnas dan mengecam Bung Towel, dengan komentar seperti "Gak kritik gak makan," menunjukkan kekecewaan. Sebaliknya, ada yang meminta fokus pada prestasi tim.
Pengamat seperti Budi Setiawan memuji tim, mengatakan, "Tim ini punya mental yang baik, kualitas yang dapat terus berkembang.
Sebutan Timnas semalam hanya sekadar bertahan itu tidak benar, faktanya banyak serangan yang dilakukan bahkan hampir mencetak gol di menit awal." Ini menunjukkan pandangan berbeda di kalangan pengamat.