Namun, dalam prosesnya, FA diduga disuntik cairan yang membuatnya tak sadarkan diri. Setelah sadar, korban menemukan bercak mencurigakan di tubuhnya.
Diduga Miliki Kelainan Seksual, Pelaku Jalani Pemeriksaan Psikologi
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, mengungkap bahwa hasil pemeriksaan awal menunjukkan pelaku memiliki kecenderungan kelainan seksual.
"Dari pemeriksaan beberapa hari ini, memang kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual ya," kata Surawan dalam konferensi pers, Kamis 10 April 2025. Pelaku juga akan menjalani pemeriksaan psikologi lebih lanjut untuk menelusuri motif kejahatannya.
Baca Juga: Pelaku Pelecehan di RSHS Bandung Diduga Punya Kelainan Seks
Sempat Berusaha Bunuh Diri Sebelum Ditangkap
Sebelum ditangkap pada 23 Maret 2025 di sebuah apartemen di Bandung, pelaku diduga melakukan percobaan bunuh diri.
"Ditangkap di apartemen, pelaku sempat mau bunuh diri juga, sempat memotong, mencoba memotong nadi. Sempat dirawat, setelah dirawat baru ditangkap," jelas Surawan.
Dua Korban Tambahan Terungkap, Modus Serupa
Selain FA, Polda Jabar menemukan dua korban lain yang melapor via hotline. Keduanya diduga adalah pasien RSHS dengan modus serupa: pelaku mengatasnamakan pengambilan sampel darah atau DNA, lalu membius korban sebelum melakukan pelecehan.
"Ada dua korban [baru], [menghubungi] melalui hotline. Dua korban ini bersangkutan pasien, peristiwa berbeda dengan yang kami tangani," ungkap Surawan.
Sanksi dari Unpad dan Ancaman Pencabutan Keanggotaan IDI
Universitas Padjadjaran telah memberikan sanksi terhadap pelaku, meski rinciannya belum diumumkan. Sementara itu, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyatakan akan mencabut keanggotaan dokter tersebut jika terbukti bersalah.
Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif untuk mengungkap kebenaran sekaligus mencari kemungkinan adanya korban lain. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan setiap kejadian mencurigakan terkait kasus ini.