POSKOTA.CO.ID - Media sosial Indonesia digegerkan oleh kasus yang melibatkan seorang dokter muda yang tengah menjalani pendidikan spesialis (PPDS).
Dugaan tindakan rudapaksa terhadap penunggu pasien mencuat setelah unggahan di akun Instagram dan Twitter menyebut nama Priguna Anugerah Pratama sebagai terduga pelaku.
Unggahan pertama kali mencuat dari akun Instagram @ppdsgramm yang memposting tangkapan layar laporan dugaan pemerkosaan.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa kejadian dilakukan oleh seorang residen anestesi yang sedang menjalani pendidikan profesi di sebuah institusi kesehatan terkemuka.
Kronologi Kasus Berdasarkan Pengakuan Rekan Tenaga Medis
Salah satu pihak yang menyuarakan keprihatinannya terhadap kasus ini adalah drg. Mirza Mangku Anom, seorang dokter gigi yang aktif menyuarakan isu-isu etika profesi medis.
Melalui akun Instagram pribadinya @drg.mirza, ia membagikan serangkaian kronologi kejadian serta bukti visum yang menunjukkan adanya bekas sperma pada tubuh korban.
Dalam unggahan Instagram Story pada Rabu, 9 April 2025, drg. Mirza menampilkan tangkapan layar percakapannya dengan pihak korban.
Ia menegaskan bahwa korban telah melakukan visum secara resmi dan kasus ini telah masuk dalam penanganan pihak kepolisian.
Respons dari Tenaga Medis dan Desakan Sanksi Akademis
Selain laporan ke pihak kepolisian, drg. Mirza juga mendesak institusi pendidikan tempat terduga pelaku menempuh studi untuk mengambil langkah tegas.
Ia menyebut pentingnya mengawal kasus ini agar tidak hanya berhenti pada proses hukum, tetapi juga mendapat sanksi akademis yang setimpal.
Viral di Media Sosial: Nama Terduga Pelaku Disebut Langsung
Nama Priguna Anugerah Pratama mencuat setelah akun Twitter @verodeelowy mengunggah tangkapan layar yang memperlihatkan identitas dokter PPDS tersebut.
Unggahan itu menjadi viral dan mengundang ribuan komentar dari warganet yang marah dan meminta kejelasan dari pihak institusi pendidikan maupun rumah sakit tempat pelaku menjalani program.
Meski demikian, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Priguna Anugerah Pratama hingga saat ini. Tidak ditemukan pula akun Instagram aktif yang dapat dikaitkan dengan nama tersebut.
Netizen Kesulitan Menemukan Akun Instagram Terduga Pelaku
Salah satu pertanyaan publik yang paling banyak ditelusuri adalah mengenai keberadaan akun media sosial Priguna Anugerah Pratama.
Beberapa netizen melaporkan tidak menemukan akun tersebut di Instagram. Ada dugaan bahwa akun tersebut telah dinonaktifkan atau disembunyikan setelah kasus ini mencuat.
Pihak-pihak yang mencoba menelusuri melalui kata kunci dan username pun tidak menemukan akun aktif yang mengarah pada identitas yang bersangkutan.
Peran Media Sosial dalam Mengawal Kasus
Viralnya kasus ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi alat kontrol sosial yang kuat dalam menyoroti pelanggaran etika dan hukum.
Meski belum ada klarifikasi dari terduga pelaku, tekanan publik terus meningkat, menuntut transparansi dan keadilan untuk korban.
Warganet secara aktif membagikan ulang unggahan yang berkaitan dengan kasus ini, termasuk tangkapan layar, testimoni, dan seruan untuk memberikan sanksi tegas.
Perkembangan Hukum: Kasus Sedang Ditangani Kepolisian
Menurut drg. Mirza, laporan resmi telah dilayangkan kepada kepolisian dan kasus kini sedang dalam proses penyelidikan.
Jika terbukti bersalah, pelaku dapat dijerat dengan pasal pemerkosaan yang termuat dalam KUHP dan Undang-Undang Perlindungan Perempuan dan Anak.
Polisi belum memberikan pernyataan publik secara rinci, namun disebutkan bahwa pihak korban telah memberikan kesaksian dan bukti fisik melalui visum et repertum.
Perlunya Penanganan Serius terhadap Kekerasan Seksual di Lingkungan Medis
Kasus ini mengingatkan kembali pentingnya regulasi dan mekanisme perlindungan terhadap pasien dan keluarga pasien di lingkungan medis.
Pendidikan etika profesi seharusnya menjadi prioritas dalam setiap jenjang pendidikan kedokteran, termasuk di tingkat PPDS.
Organisasi profesi seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) juga didesak untuk turut serta memberikan klarifikasi serta mengambil langkah investigatif internal terhadap kasus ini.
Publik Menanti Pernyataan Klarifikasi dari Pihak Pelaku
Sampai saat artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Priguna Anugerah Pratama maupun kuasa hukumnya.
Ketiadaan pernyataan tersebut dinilai oleh publik sebagai bentuk pengabaian terhadap hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran.
Transparansi dan Penegakan Etika Harus Diutamakan
Kasus dugaan rudapaksa yang dilakukan oleh oknum dokter PPDS ini menjadi cermin buram dalam dunia kedokteran Indonesia.
Diperlukan komitmen dari seluruh pihak baik institusi pendidikan, rumah sakit, organisasi profesi, hingga aparat penegak hukum untuk menjunjung tinggi etika, keadilan, dan perlindungan terhadap korban.
Keadilan sosial tidak hanya hadir dalam pengadilan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang menunjukkan bahwa siapa pun yang melanggar hukum harus bertanggung jawab, tanpa memandang status atau profesi.