PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Jalan longsor di Desa Cilabanbulan, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, yang diuruk dengan limbah kelapa muda, belum bisa ditangani oleh Pemkab Pandeglang, dengan alasan efisiensi anggaran.
Wakil Bupati Pandeglang, Iing Andri Supriadi mengungkapkan, akses jalan longsor di Desa Cilabanbulan yang kini diurug dengan limbah kelapa muda tersebut, akan menjadi pekerjaan rumah dalam kepemimpinan Dewi-Iing.
Namun perbaikan jalan belum bisa dilakukan tahun ini karena adanya efisiensi anggaran, sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto nomor 1 tahun 2025.
"Karena ini tahunnya efisiensi anggaran, jadi bukan hanya jembatan dan jalan longsor, tapi semua akses jalan di tiap kecamatan di Pandeglang, yang masih rusak pasti Dewi-Iing pikirkan," ucap Iing, Jumat, 11 April 2025.
Ia memohon waktu untuk pembenahan infrastruktur. Apalagi ia baru menjabat selama satu bulan.
"Jadi masih panjang perjalanan lima tahun ke depan. Kami akan terus berinovasi, berkreasi untuk bagaimana mencari solusi-solusi agar bisa merealisasikan apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat Pandeglang," ujarnya.
Jalan yang menghubungkan ke beberapa desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Menes dan Cisata tersebut, setahun lalu mengalami longsor akibat tergerus curah hujan tinggi.
Setelah jalan longsor, masyarakat di beberapa desa seperti Desa Ciherangjaya, Palembang dan Kaduronyok, Kecamatan Cisata maupun masyarakat di Desa Cilabanbulan, Kecamatan Menes, tidak bisa melintasi jalur tersebut, karena akses jalan putus total.
Baca Juga: Baru Hitungan Jam Titiek Puspa Wafat, Ahmad Dhani Langsung Berniat Tagih Royalti ke Ariel NOAH
Namun, dengan inisiatif bersama masyarakat dari sejumlah desa tersebut, membuat jalan darurat agar bisa melintas di jalur tersebut. Warga harus mengorbankan waktu, tenaga hingga harta bendanya untuk bisa memiliki jalan darurat tersebut.
Kini, jalan darurat dibuat warga dengan mengorbankan sawah produktif milik salah seorang warga Desa Cilabanbulan. Sekitar kurang lebih 50 meter sawah warga terpaksa dikorbankan untuk dijadikan jalan sementara oleh masyarakat.
Saat ini, karena belum ada penanganan dari pihak pemerintah, jalan longsor tersebut diuruk dengan menggunakan limbah kelapa muda, dengan harapan agar tidak terjadi longsor lagi.