POSKOTA.CO.ID - Artikel ini membahas 10 fakta penting mengenai gempa bumi bermagnitudo 4,1 yang mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat, pada malam 10 April 2025.
Disampaikan oleh Deputi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini tergolong dangkal, berjenis tektonik, dan dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik.
Simak penjelasan ilmiah, kronologi, serta dampaknya terhadap warga dan lingkungan sekitar, sekaligus menjelaskan proses seismik serta mekanisme sumber gempa yang dianalisis BMKG.
10 Fakta Ilmiah Mengenai Gempa Bogor Magnitudo 4,1 pada 10 April 2025
1. Gempa Terjadi pada Malam Hari
Gempa bumi terjadi pada Kamis malam, 10 April 2025 pukul 22.16 WIB. Getaran terasa cukup mengejutkan warga Kota Bogor dan sekitarnya, mengingat kejadian terjadi pada malam hari saat aktivitas masyarakat relatif berkurang.
2. Magnitudo dan Kedalaman Hiposenter
Gempa memiliki magnitudo 4,1 dan tergolong gempa dangkal karena kedalaman hiposenternya hanya 5 kilometer. Lokasi episenter terletak di daratan, tepatnya pada koordinat 6.62 Lintang Selatan dan 106.8 Bujur Timur, wilayah administratif Kota Bogor.
3. Termasuk Jenis Gempa Tektonik Kerak Dangkal
BMKG mengklasifikasikan gempa ini sebagai gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Artinya, gempa terjadi akibat aktivitas sesar yang terletak tidak jauh dari permukaan bumi, umumnya kurang dari 10 km.
4. Karakteristik Tektonik Terlihat dari Gelombang Seismik
Analisis sensor seismik dari Stasiun DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) menunjukkan gelombang gempa dengan komponen frekuensi tinggi dan dominasi gelombang S (shear). Karakteristik ini menandakan kuatnya gaya geser akibat pergerakan sesar aktif yang memicu gempa.
5. Mekanisme Sumber Gempa: Geser Murni
Hasil pemodelan mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa jenis pergerakan lempeng pada gempa ini adalah mekanisme geser (strike-slip fault). Mekanisme ini terjadi saat dua blok batuan bergeser secara horizontal berlawanan arah.
6. Sesar Citarik sebagai Jalur Episenter
Lokasi episenter gempa terletak pada jalur yang dikenal sebagai Sesar Citarik. Menurut penelitian Sidarto (2008), sesar ini memiliki mekanisme geser mengiri (sinistral), yang artinya pergeseran terjadi ke arah kiri relatif terhadap pengamat.
7. Sesar Citarik Diduga Sebagai Pembangkit Gempa
Daryono dari BMKG menyatakan bahwa Sesar Citarik merupakan sumber paling mungkin dari gempa ini. Sesuai dengan karakteristiknya yang aktif dan bertipe sinistral strike-slip, sesar ini sudah lama diidentifikasi sebagai potensi pembangkit gempa di wilayah Jawa Barat bagian barat.