Presiden Prabowo Subianto akan selalu berusaha sekeras tenaga agar setiap anggaran, setiap uang rakyat, uang negara harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia, terutama rakyat yang paling membutuhkan.
Karena itulah, kebocoran anggaran harus dicegah dengan memperkuat pengawasan di semua tingkat pemerintahan, mulai dari pusat hingga desa.
Guna mencegah kebocoran anggaran, kepala negara mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan dugaan korupsi, kirim laporan langsung melalui saluran yang sudah tersedia.
“Ini ajakan simpatik. Ayo kita bergerak ikut mengawasi agar anggaran digunakan tepat sasaran,” ujar bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Bikin video, jika menemukan dugaan korupsi, kemudian laporkan. Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini rasanya tidak sulit ,” tambah Yudi.
“Uang rakyat harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Duit rakyat untuk rakyat, bukan untuk pejabat. Kan ada istilah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” ujar mas Bro.
“Kalau sudah diwanti – wanti tidak korupsi, masih juga ada yang berani korupsi, gimana tuh?,” tanya Heri.
“Itu sih namanya mencari penyakit. Itu gambaran oknum pejabat yang tidak amanah, tidak mensyukuri diri sendiri. Sudah diberi jabatan, bukannya semakin amanah, tetapi serakah,” jelas mas Bro.
“Loh, bicara korupsi kok langsung mengarah kepada pejabat?,” tanya Heri lagi.
“Lazimnya orang yang melakukan korupsi itu karena punya kemampuan menggeser alokasi anggaran. Karena jabatan yang dimiliki, punya kewenangan untuk mengatur dan menggunakan anggaran,” kata mas Bro.
“Tapi korupsi mungkin juga bisa dilakukan oleh pejabat di bawahnya, anak buahnya,” kata Yudi.
“Sangat mungkin karena praktik korupsi tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi melibatkan orang – orang dekatnya, kepercayaannya. Baik secara internal maupun eksternal,” kata mas Bro.
“Iya juga korupsi itu aksi tersembunyi untuk kepentingan dirinya dan koleganya. Itulah mengapa sering terlibat pihak luar, rekanan bisnisnya,” urai Yudi.
“Tapi ingat, dalam laporan dugaan korupsi jangan dilandasi karena kebencian dan dendam. Jangan bikin laporan hoaks,” kata Heri.
“Jangan pula untuk mencari – cari kesalahan.Yang benar disalahkan, yang salah malah dibenarkan. Yang salah ditutupi karena relasi, yang benar dikaburkan karena kebencian,” ujar mas Bro.
“Yang pasti orang kecil seperti kita apa yang mau dikorupsi,” ujar Yudi. (Joko Lestari).