Siap-siap! Tarif Baru Perang Dagang Trump ke RI Ancam PHK hingga Resesi

Rabu 09 Apr 2025, 17:26 WIB
Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di posisi 5.967,99 pada penutupan perdagangan Rabu, 9 April 2025. Salah satu penyebab anjloknya IHSG ialah kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di posisi 5.967,99 pada penutupan perdagangan Rabu, 9 April 2025. Salah satu penyebab anjloknya IHSG ialah kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta, Diana Dewi, menyebut kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian Republik Indonesia (RI), khususnya sektor ekspor dan industri di Jakarta.

Menurut Diana, efek dari kebijakan perang dagang tersebut sudah mulai terasa. Tekanan terhadap industri dalam negeri berujung pada meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa bulan terakhir.

"Ancaman PHK akibat kelesuan ekonomi cukup signifikan," ujar Diana saat dihubungi, Rabu 9 April 2025.

Dia mencatat, di wilayah DKI Jakarta saja, terdapat sekitar 2.650 tenaga kerja yang terkena PHK sepanjang Februari 2025.

Baca Juga: Pengamat: Akibat Perang Dagang AS-China, Ekspor Indonesia Berpeluang Terpukul

Sementara secara nasional, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melaporkan sebanyak 18 ribu pekerja harus kehilangan pekerjaan hanya dalam dua bulan pertama tahun ini.

Diana menyebut kebijakan dagang Trump berpotensi menekan ekspor, memukul sektor riil, hingga berdampak pada pelemahan rupiah dan menciptakan ketidakpastian usaha.

"Berdampak besar ke sektor riil, melemahnya nilai tukar rupiah, ketidakpastian berusaha, dan bermuara pada resesi ekonomi," jelas Diana.

Menghadapi situasi tersebut, Kadin Jakarta mendorong para pelaku usaha untuk mulai membuka pasar-pasar baru di luar Amerika Serikat.

Ia menekankan pentingnya diversifikasi tujuan ekspor agar pelaku industri tidak bergantung hanya pada satu negara.

"Dalam kacamata positif saya melihat, kebijakan Trump ini justru menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mungkin selama ini merasa nyaman ekspor ke AS," kata Diana.

Beberapa wilayah yang dianggap potensial antara lain Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Diana juga menekankan pentingnya membangun komunikasi dengan pembeli baru guna menjajaki potensi pasar yang selama ini belum tergarap maksimal.

Baca Juga: IHSG Anjlok Tajam 9,19 Persen Imbas Sentimen Global: Bursa Efek Indonesia Lakukan Trading Halt

"Justru saya khawatir kebijakan Trump ini jadi blunder bagi warga AS nantinya karena akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin selama ini diimpor dari negara lain," tegasnya.

Lebih lanjut, Diana meminta Pemprov Jakarta untuk mengambil langkah konkret guna mengantisipasi dampak lebih jauh.

Ia mendorong adanya perhitungan dampak kenaikan tarif perdagangan internasional dan penyusunan strategi mitigasi yang jelas.

"Kami merasa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemprov Jakarta antara lain, menghitung dampak kenaikan tarif, mengembangkan strategi mitigasi, meningkatkan daya saing, diversifikasi pasar, dan koordinasi dengan para stakeholder, utamanya dunia usaha," ujarnya.

Berita Terkait

Tarif Trump, Biaya Mendominasi

Selasa 08 Apr 2025, 01:04 WIB
undefined

News Update