POSKOTA.CO.ID - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melalui akun media sosial X resminya (@SBYudhoyono), turut berbagi pandangan dan apresiasinya terhadap langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengelola perekonomian nasional.
Salah satu poin penting yang disoroti SBY adalah respons pemerintah terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat di masa lalu (era Presiden Trump).
SBY menilai positif langkah pemerintah yang lebih mengedepankan jalur negosiasi dibandingkan mengambil tindakan retaliasi atau pembalasan dagang.
Pendekatan ini dipandang sebagai langkah yang tepat untuk menghindari eskalasi konflik dagang yang dapat merugikan lebih banyak pihak dan mengupayakan solusi yang saling menguntungkan melalui dialog.
Baca Juga: SBY Respons Kekhawatiran Publik soal Danantara
Apresiasi untuk Strategi "Dual Track" dalam Diplomasi
Lebih lanjut, SBY memberikan apresiasi terhadap apa yang disebutnya sebagai "dual track strategy" atau strategi jalur ganda yang dijalankan pemerintahan saat ini (dalam konteks tulisan SBY, merujuk pada era Presiden Prabowo).
Strategi ini mencakup upaya membangun komunikasi dan solidaritas dengan para pemimpin negara ASEAN, sambil secara simultan mengirimkan tim negosiasi yang kuat ke pusat-pusat pengambilan kebijakan global seperti Washington DC.
SBY menekankan pentingnya ASEAN bukan hanya sebagai komunitas ekonomi, tetapi juga sebagai pasar bersama dan sandaran di tengah sulitnya menembus pasar di negara lain.
Menjaga Stabilitas Domestik
Stabilitas ekonomi domestik menjadi perhatian krusial lainnya dalam pandangan SBY. Ia mendukung penuh keterpaduan langkah antara otoritas moneter (Bank Indonesia) dan otoritas fiskal (Kementerian Keuangan) dalam menjaga serta mengamankan nilai tukar Rupiah dan stabilitas pasar saham.
Menurut SBY, intervensi terukur memang diperlukan, terutama di tengah gejolak pasar global.
