Kita sering mendengar istilah masa keemasan, zaman atau masa kejayaan. Dalam sejarah Nusantara misalnya, zaman keemasan Kerajaan Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan sang mahapatih Gajah Mada antara 1350 – 1389 yang terkenal dengan Sumpah Palapa, bertekad mempersatukan seluruh nusantara di bawah Panji Majapahit.
“Menurut catatan sejarah, pada masa itu, Majapahit menguasai wilayah sangat luas meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura ) dan Filipina,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Tumben ngobrolin soal zaman keemasan pemerintahan,” kata Yudi.
“Nah, kalian rupanya lupa. Masa keemasan tak hanya dalam masa pemerintahan, di dunia politik, seni dan budaya, olahraga, juga dikenal masa kejayaan. Ingat nggak, masa keemasan bulutangkis kita,” kata Heri.
“Dalam masa pertumbuhan anak, juga dikenal istilah masa keemasan (golden age), yakni pada usia 0- 5 tahun, sering pula disebut balita (bawah lima tahun) yang menjadi pondasi utama dalam pembentukan fisik dan mental,” kata mas Bro.
“Pantas saja ada yang namanya Hari Balita Nasional yang diperingati setiap tanggal 8 April. Tentu, tujuannya mengingatkan para orangtua tentang fase emas tumbuh kembang anak di masa balita,” kata Yudi.
“Pada fase itu, merupakan masa perkembangan otak yang paling pesat. Karenanya perlu asupan gizi yang seimbang. Bukan asal anak kenyang,” kata Heri.
“Tidak hanya soal makanan bergizi.Curahan kasih sayang sangatlah krusial agar anak tumbuh sehat, cerdas, berkualitas secara optimal,” tambah mas Bro.
“Nah, soal asupan gizi ini yang repot. Tak semua warga dapat memenuhi asupan bergizi pada masa keemasan anak karena adanya berbagai keterbatasan,” kata Heri.
“Di sinilah perlunya negara hadir melindungi warganya agar mampu memenuhi asupan gizi anaknya yang masih balita,” kata mas Bro.
“Lah, program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu upaya negara melindungi warganya menyiapkan SDM yang sehat, cerdas dan berkualitas,” kata Heri.