Institusi pendidikan ini menegaskan bahwa mereka tidak menoleransi segala bentuk pelanggaran hukum maupun pelanggaran etika profesi, terlebih di lingkungan akademik dan rumah sakit pendidikan.
Kronologi Dugaan Pemerkosaan Beredar di Media Sosial
Mengutip dari Instagram @drg.mirza bahwa insiden terjadi di area dalam rumah sakit, dan korban merupakan keluarga dari pasien yang sedang menjalani perawatan. Pelaku melancarkan aksinya di lantai 7 rumah sakit.
“Jadi, ada seorang pasien laki-laki dirawat di ICU dan ditemani oleh anak perempuannya. Saat itu pasien dalam kondisi pra-operasi dan membutuhkan transfusi darah. Pelaku kemudian menawarkan bantuan kepada anak pasien, dengan alasan agar proses crossmatch darah bisa lebih cepat jika dilakukan dengannya. Pasien pun dibawa ke ruang UGD MCHC lantai 7 yang merupakan gedung baru dan saat itu lantainya masih belum sepenuhnya beroperasi,” ujar @drg.mirza.
“Di lantai 7 itu, korban diminta untuk mengganti pakaian dengan baju pasien dan dipasang akses infus. Sepertinya korban tidak memahami prosedur crossmatch dengan baik, jadi hanya menuruti arahan pelaku. Setelah itu, korban diberi midazolam dan di sanalah kejadian tak senonoh itu terjadi, sekitar tengah malam.”
“Pelaku dilaporkan menunggu hingga pasien mulai sadar, kira-kira pukul 4 pagi. Ia tampak mondar-mandir di lorong lantai 7.”
“Korban baru sepenuhnya sadar sekitar pukul 4 atau 5 pagi dan terlihat berjalan di lorong dalam kondisi agak sempoyongan.”
“Setelah prosedur crossmatch selesai, korban mengeluh nyeri, bukan hanya di area tangan tempat pemasangan infus, tapi juga di area kemaluan.”
“Korban kemudian meminta pemeriksaan visum ke dokter spesialis kandungan. Hasilnya ditemukan adanya sisa sperma.”
“Tak hanya itu, di lantai 7 MCHC tempat kejadian, setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan pula bercak sperma di lantai. Keesokan harinya, area MCHC lantai 7 dipasangi garis polisi.
Baca Juga: Elly Sugigi Akui Tahu Hubungan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Sejak 2021
Etika Profesi dan Sistem Pengawasan Pendidikan Dokter Spesialis
Kasus ini membuka diskusi luas mengenai pengawasan pendidikan dokter spesialis dan etika profesi kedokteran.
Program PPDS sejatinya dirancang untuk melatih dokter umum agar dapat menjadi spesialis di bidang tertentu dengan bimbingan dan evaluasi ketat oleh rumah sakit pendidikan.