Presiden Prabowo Subianto saat diwawancarai oleh tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, membahas rencana dialog tertutup dengan kelompok pengkritik pemerintah. (Sumber: Dok/Narasi TV)

Nasional

Prabowo Ingin Ajak Tokoh 'Indonesia Gelap' Berdialog: Saya Mau Dengar Langsung

Selasa 08 Apr 2025, 10:31 WIB

POSKOTA.CO.ID - Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan keinginannya untuk membuka ruang dialog dengan sejumlah pihak yang sebelumnya mengkritik arah perjalanan bangsa Indonesia.

Kritik yang dimaksud meliputi narasi "Indonesia Gelap" hingga ajakan "Kabur Aja Dulu" yang sempat viral dan menuai berbagai respons di ruang publik, khususnya media sosial.

Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis senior yang digelar di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jumat (6/4), Prabowo menyatakan sikap terbuka terhadap dialog yang konstruktif.

Namun, ia menekankan bahwa pertemuan dengan pihak-pihak tersebut sebaiknya dilakukan secara tertutup demi menjaga suasana diskusi yang lebih tenang dan substansial.

“Saya juga mau dialog. Saya mau ketemu lah sama siapa. Mari kita bahas ya kan. Mungkin tidak usah di publik ya. Tokoh-tokoh yang Indonesia gelap,” ujar Prabowo.

Baca Juga: Contoh Misi di Aplikasi Penghasil Uang, Segera Klaim Saldo DANA Gratis!

Narasi "Indonesia Gelap" dan Ajakan Kabur: Menjawab dengan Kerja Nyata

Narasi “Indonesia Gelap” yang sempat menggema di ruang digital, menurut Prabowo, adalah bentuk kekhawatiran yang sah dari sebagian masyarakat. Namun, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi alih-alih menyebar pesimisme atau ajakan meninggalkan bangsa.

“Kalau memang Indonesia gelap. Mari kita kerja supaya Indonesia tidak gelap. Kok Indonesia gelap, kabur aja dulu deh. Habis itu Jokowi salah, Prabowo goblok. Ini tidak mengatasi,” imbuhnya dengan nada tegas.

Prabowo tampaknya ingin mengedepankan respons produktif terhadap kritik—bahwa bangsa ini harus dipulihkan dengan kerja sama, bukan saling menyalahkan. Dalam pandangannya, pesimisme ekstrem tanpa kontribusi nyata justru bisa menjadi penghambat kemajuan.

Krisis Bukan Hal Baru: Indonesia Pernah Lolos dari 4 Gelombang Guncangan Besar

Dalam konteks tantangan global, Prabowo turut menyinggung situasi ekonomi dunia yang saat ini mengalami gejolak akibat kebijakan perdagangan, termasuk tarif resiprokal dari Amerika Serikat terhadap sejumlah negara.

Namun, ia menyampaikan optimisme bahwa Indonesia adalah negara yang sudah teruji daya tahannya dalam menghadapi krisis. Ia mengingatkan bahwa Indonesia telah melewati berbagai masa sulit, seperti:

Semua itu, kata Prabowo, bisa dihadapi dengan syarat utama: kerukunan antar anak bangsa.

“Ya kita hadapi. Dan kita bisa atasi. Tapi kuncinya kalau ada kerukunan,” ujar Prabowo, menegaskan pentingnya harmoni nasional.

Program Makan Bergizi Gratis: Komitmen Prabowo Lawan Stunting

Salah satu program prioritas yang telah digaungkan oleh Prabowo sejak masa kampanye adalah pemberian makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. Menjawab kritik terhadap program ini, ia bertanya balik: "Apa yang salah dengan memberi makan anak yang lapar?"

Bagi Prabowo, persoalan gizi buruk dan stunting adalah tragedi kemanusiaan yang tak boleh dibiarkan. Ia mengaku sering menjumpai anak-anak di desa yang bertubuh kecil, tidak sesuai dengan usianya.

Saya kampanye ke desa-desa, saya lihat anak ini umur 5 tahun. Saya tanya, enggak, dia 10 tahun. Badannya 5 tahun, kecil. Stunting. Kita ini sekian puluh persen, what do we do?” ujar Prabowo dengan nada prihatin.

Melalui program makan bergizi gratis, ia berharap dapat mendorong pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak-anak Indonesia, sekaligus menghapus ketimpangan antar wilayah. Baginya, ini bukan hanya soal nutrisi, tetapi juga martabat bangsa.

Dialog Tertutup: Strategi atau Tanda Kematangan Politik?

Pilihan Prabowo untuk melakukan dialog secara tertutup dengan pihak-pihak pengkritik menuai berbagai tafsir. Namun, dalam konteks komunikasi politik, langkah ini dapat dipahami sebagai upaya untuk menciptakan ruang diskusi yang lebih produktif tanpa tekanan opini publik atau dramatisasi media.

Pertemuan tertutup memberi keleluasaan bagi kedua belah pihak untuk menyampaikan pikiran secara jujur dan langsung ke pokok permasalahan. Jika dilakukan dengan itikad baik, format ini justru bisa menghasilkan solusi konkret yang tidak tercapai lewat debat terbuka.

Dalam hal ini, Prabowo menunjukkan kemauan untuk mendengar, tetapi juga menyaring bentuk komunikasi publik agar tetap menjunjung stabilitas nasional.

Menuju Pemerintahan Inklusif: Ajakan Persatuan di Tengah Perbedaan

Melalui pernyataannya, Prabowo memperlihatkan arah kepemimpinan yang ingin merangkul semua pihak, termasuk yang tidak sejalan dengan dirinya.

Ia tampaknya memahami bahwa membangun Indonesia membutuhkan kontribusi dari seluruh elemen masyarakat bukan hanya pendukungnya.

Komitmen terhadap dialog, keprihatinan terhadap rakyat kecil, serta keinginan untuk terus belajar dari masa lalu, adalah tanda bahwa Prabowo ingin menjalankan kepemimpinan inklusif. Ia tampak mengedepankan solusi dan kolaborasi daripada retorika politik yang membelah.

Baca Juga: Timnas Senior Beri Apresiasi ke Garuda Muda: Masa Depan Sepak Bola Indonesia Cerah

Penutup: Dari Kritik Menuju Kolaborasi Nasional

Pernyataan Prabowo Subianto soal narasi “Indonesia Gelap” dan ajakan “Kabur Aja Dulu” merupakan respons politik yang tak sekadar reaktif, tetapi reflektif. Ia tidak membalas kritik dengan emosional, melainkan membuka pintu dialog sebagai jalan mencari solusi.

Sikap terbuka terhadap dialog tertutup, keberpihakan terhadap rakyat miskin melalui program makan bergizi gratis, serta narasi kerukunan nasional menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo ke depan berpotensi mengusung pendekatan kolaboratif dalam menghadapi tantangan zaman.

Di tengah ketidakpastian global, apa yang paling dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang tidak alergi terhadap kritik, tetapi juga tidak tenggelam dalam debat tanpa arah. Prabowo tampaknya hendak mengisi ruang kepemimpinan itu dengan membawa pesan: mari bangun negeri ini bersama, bukan dengan pesimisme, tapi dengan kerja nyata.

Tags:
Stunting AnakProgram Makan Bergizi Gratis Kabur Aja DuluIndonesia GelapPrabowo Subianto

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor