Hal ini karena perusahaan-perusahaan tersebut menerima pembayaran dalam mata uang asing, sehingga ketika dikonversi ke rupiah, pendapatannya meningkat secara signifikan.
Contoh sektor yang patut dilirik antara lain industri pengolahan hasil tambang, perkebunan kelapa sawit, tekstil, dan elektronik.
Sebelum berinvestasi, pastikan untuk menganalisis laporan keuangan dan prospek ekspor perusahaan yang bersangkutan agar keputusan investasi tidak hanya berdasarkan tren sesaat.
4. Obligasi Valas
Instrumen surat utang, terutama yang diterbitkan dalam mata uang asing (obligasi valas), menjadi opsi investasi yang cukup solid saat nilai rupiah melemah.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Begini Cara Nabung Emas di Pegadaian
Investor yang membeli obligasi ini akan menerima imbal hasil berupa kupon serta pelunasan pokok dalam mata uang asing.
Jenis obligasi seperti Ritel Dollar Government Bond atau Obligasi Negara Ritel (ORI) berdenominasi dolar AS, bisa memberikan rasa aman karena diterbitkan oleh pemerintah dan memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah.
Selain itu, bila nilai dolar AS menguat terhadap rupiah, investor dapat memperoleh tambahan keuntungan dari selisih kurs.
5. Reksa Dana Pasar Uang
Jika kamu lebih memilih pendekatan konservatif, reksa dana pasar uang bisa jadi jawaban.
Produk ini umumnya menempatkan dana investor pada instrumen keuangan jangka pendek yang aman seperti deposito berjangka, surat utang jangka pendek, dan Sertifikat Bank Indonesia.
Menariknya, beberapa reksa dana juga mengalokasikan dananya ke surat utang yang diterbitkan dalam mata uang asing, sehingga memberikan perlindungan tambahan terhadap pelemahan rupiah.
Selain itu, reksa dana jenis ini bisa dicairkan dengan cepat dan tidak memerlukan dana awal yang besar.