POSKOTA.CO.ID - Pagi ini (Selasa, 8 April 2025), pasar modal Indonesia dikejutkan dengan sebuah peristiwa yang jarang terjadi namun signifikan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), barometer utama kondisi pasar saham di Indonesia, harus mengalami penghentian perdagangan sementara atau trading halt hanya satu menit setelah bel pembukaan perdagangan dibunyikan.
Penyebabnya? IHSG langsung anjlok dalam hingga menyentuh batas bawah yang ditetapkan, yaitu 8%.
Baca Juga: IHSG Terjun Bebas, Presiden Prabowo Siapkan Langkah Strategis Temui Investor
Keputusan Cepat di Tengah Penurunan Tajam
Bayangkan suasana pagi di lantai bursa. Para investor dan pelaku pasar baru saja memulai aktivitas jual beli saham.
Namun, belum genap satu menit berjalan, pergerakan IHSG menunjukkan penurunan yang sangat drastis.
Begitu cepatnya penurunan ini hingga menyentuh level Auto Rejection Bawah (ARB) simetris yang saat ini berlaku di angka 8% untuk IHSG.
Menyikapi kondisi ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai regulator dan penyelenggara pasar modal, mengambil langkah cepat sesuai prosedur yang berlaku.
Perdagangan saham di seluruh papan perdagangan pun langsung dihentikan sementara. Keputusan ini bukanlah hal yang diambil sembarangan, melainkan sebuah mekanisme pengaman yang memang dirancang untuk situasi seperti ini.
Baca Juga: Mengapa IHSG Bisa Merosot Tajam? Ini Solusi dan Cara Memulihkannya

Mengapa Perdagangan Perlu Dihentikan (Trading Halt)?
Mungkin banyak yang bertanya, mengapa bursa perlu menghentikan perdagangan ketika pasar sedang turun drastis? Penghentian sementara ini berfungsi sebagai "rem darurat". Tujuannya adalah untuk:
- Memberikan jeda waktu bagi pelaku pasar untuk mencerna informasi dan tidak membuat keputusan dalam kondisi panik.
- Memberikan kesempatan kepada investor untuk menganalisis penyebab penurunan drastis tersebut.
- Menghentikan potensi efek bola salju di mana kepanikan satu investor memicu kepanikan investor lain, sehingga penurunan harga saham terjadi secara tidak wajar dan terlalu cepat.
- Meskipun terjadi penurunan, mekanisme ini membantu menjaga agar pasar tetap berjalan dalam koridor yang lebih terkendali dalam jangka panjang.
Baca Juga: IHSG Anjlok, Ini 6 Cara Amankan Keuangan di Tengah Krisis Ekonomi
Trading halt karena IHSG menyentuh batas bawah 8% ini menunjukkan adanya tekanan jual yang sangat besar di awal perdagangan.
Penyebab pastinya bisa beragam, mulai dari sentimen negatif pasar global semalam, rilis data ekonomi domestik yang kurang baik, hingga faktor-faktor tak terduga lainnya.
Bagi para investor, situasi seperti ini tentu bisa menimbulkan kekhawatiran. Namun, langkah terbaik adalah tetap tenang dan tidak mengambil keputusan terburu-buru berdasarkan kepanikan.
Manfaatkan jeda waktu trading halt ini untuk mencari informasi yang kredibel, mengevaluasi kembali portofolio investasi, dan menyiapkan strategi ketika perdagangan dibuka kembali.