IHSG Kena Trading Halt! Baru Semenit Dibuka, Langsung Anjlok 8%

Selasa 08 Apr 2025, 10:46 WIB
Baru dibuka, IHSG langsung Trading Halt selama 30 Menit. (Sumber: X/@BigAlphaID)

Baru dibuka, IHSG langsung Trading Halt selama 30 Menit. (Sumber: X/@BigAlphaID)

POSKOTA.CO.ID - Pagi ini (Selasa, 8 April 2025), pasar modal Indonesia dikejutkan dengan sebuah peristiwa yang jarang terjadi namun signifikan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), barometer utama kondisi pasar saham di Indonesia, harus mengalami penghentian perdagangan sementara atau trading halt hanya satu menit setelah bel pembukaan perdagangan dibunyikan.

Penyebabnya? IHSG langsung anjlok dalam hingga menyentuh batas bawah yang ditetapkan, yaitu 8%.

Baca Juga: IHSG Terjun Bebas, Presiden Prabowo Siapkan Langkah Strategis Temui Investor

Keputusan Cepat di Tengah Penurunan Tajam

Bayangkan suasana pagi di lantai bursa. Para investor dan pelaku pasar baru saja memulai aktivitas jual beli saham.

Namun, belum genap satu menit berjalan, pergerakan IHSG menunjukkan penurunan yang sangat drastis.

Begitu cepatnya penurunan ini hingga menyentuh level Auto Rejection Bawah (ARB) simetris yang saat ini berlaku di angka 8% untuk IHSG.

Menyikapi kondisi ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai regulator dan penyelenggara pasar modal, mengambil langkah cepat sesuai prosedur yang berlaku.

Perdagangan saham di seluruh papan perdagangan pun langsung dihentikan sementara. Keputusan ini bukanlah hal yang diambil sembarangan, melainkan sebuah mekanisme pengaman yang memang dirancang untuk situasi seperti ini.

Baca Juga: Mengapa IHSG Bisa Merosot Tajam? Ini Solusi dan Cara Memulihkannya

Grafik IHSG mengalami penurunan signifikan, memicu trading halt oleh BEI. (Sumber: Pinterest)

Mengapa Perdagangan Perlu Dihentikan (Trading Halt)?

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa bursa perlu menghentikan perdagangan ketika pasar sedang turun drastis? Penghentian sementara ini berfungsi sebagai "rem darurat". Tujuannya adalah untuk:

  1. Memberikan jeda waktu bagi pelaku pasar untuk mencerna informasi dan tidak membuat keputusan dalam kondisi panik.
  2. Memberikan kesempatan kepada investor untuk menganalisis penyebab penurunan drastis tersebut.
  3. Menghentikan potensi efek bola salju di mana kepanikan satu investor memicu kepanikan investor lain, sehingga penurunan harga saham terjadi secara tidak wajar dan terlalu cepat.
  4. Meskipun terjadi penurunan, mekanisme ini membantu menjaga agar pasar tetap berjalan dalam koridor yang lebih terkendali dalam jangka panjang.

Berita Terkait

News Update