IHSG Anjlok Tajam 9,19 Persen Imbas Sentimen Global: Bursa Efek Indonesia Lakukan Trading Halt

Selasa 08 Apr 2025, 14:58 WIB
Saham-saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi salah satu yang paling terdampak oleh koreksi IHSG. (Sumber: Pinterest)

Saham-saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi salah satu yang paling terdampak oleh koreksi IHSG. (Sumber: Pinterest)

Tak hanya sektor perbankan, sejumlah saham BUMN dari sektor lain juga mencatat penurunan signifikan:

  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR): turun 14,72%
  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM): turun 11,11%
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR): turun 7,04%

Koreksi ini menunjukkan bahwa dampak tarif impor tidak hanya dirasakan oleh pelaku ekspor langsung, namun juga oleh sektor infrastruktur dan teknologi yang memiliki keterkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

Respons Bursa Efek Indonesia: Menjaga Stabilitas Pasar

Menanggapi situasi tersebut, Bursa Efek Indonesia menegaskan bahwa mereka telah menyiapkan sejumlah protokol pengamanan pasar, termasuk kebijakan trading halt dan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Langkah ini juga ditujukan untuk mengantisipasi volatilitas lanjutan yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama jika tekanan eksternal seperti kebijakan perdagangan global terus memburuk.

Analisis Pasar: Apakah IHSG Akan Terus Melemah?

Menurut beberapa analis, pasar keuangan Indonesia cenderung akan tetap tertekan dalam jangka pendek, terutama jika tidak ada intervensi konkret dari pemerintah dalam merespons kebijakan tarif AS.

Namun demikian, secara fundamental, ekonomi Indonesia masih dinilai kuat dan memiliki daya tahan terhadap guncangan eksternal.

“Selama kebijakan fiskal dan moneter tetap solid, dan neraca perdagangan tidak mengalami defisit drastis, pasar akan mampu bangkit secara bertahap,” ujar seorang analis senior dari lembaga riset ekonomi di Jakarta.

Langkah Investor: Apa yang Harus Dilakukan?

Bagi investor ritel, situasi ini menjadi momen penting untuk melakukan evaluasi portofolio dan tidak mengambil keputusan secara emosional. Beberapa langkah strategis yang dapat dipertimbangkan:

  1. Diversifikasi portofolio investasi
  2. Fokus pada saham defensif dan sektor yang stabil seperti barang konsumsi
  3. Mencermati peluang pada saham undervalued pasca koreksi
  4. Menunggu sinyal pemulihan dari data ekonomi dan kebijakan pemerintah

Baca Juga: IHSG Anjlok 7,71 Persen! Ini Daftar Saham Pembagi Dividen yang Disarankan Analis

Waspada Tapi Tidak Panik

Koreksi tajam IHSG pada 8 April 2025 menjadi pengingat bahwa pasar modal sangat sensitif terhadap dinamika global.

Meski demikian, langkah cepat BEI dalam mengaktifkan trading halt serta koordinasi lintas lembaga menunjukkan kesiapan dalam menjaga stabilitas.

Investor disarankan untuk tetap tenang, tidak terburu-buru dalam menjual aset, dan terus mengikuti perkembangan kebijakan yang dapat memengaruhi pasar. Momentum ini juga bisa menjadi peluang untuk membeli saham berkualitas pada harga diskon, selama dilakukan dengan analisis yang tepat.

Berita Terkait

News Update