IHSG Anjlok 7,71 Persen! Ini Daftar Saham Pembagi Dividen yang Disarankan Analis

Selasa 08 Apr 2025, 14:37 WIB
IHSG tercatat mengalami koreksi tajam hingga 7,71% pada sesi I perdagangan BEI, memicu mekanisme trading halt. (Sumber: Pinterest)

IHSG tercatat mengalami koreksi tajam hingga 7,71% pada sesi I perdagangan BEI, memicu mekanisme trading halt. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Pada penutupan perdagangan sesi I Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat merosot tajam sebesar 502,14 poin atau 7,71 persen, turun ke level 6.008,48.

Penurunan ini menandai salah satu koreksi intraday paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Penurunan drastis ini bahkan mendorong Bursa Efek Indonesia untuk mengaktifkan trading halt, yakni penghentian sementara perdagangan selama 30 menit, karena IHSG sempat turun lebih dari 8 persen pada awal sesi perdagangan.

Baca Juga: Benarkah Gaji PNS Naik 16 Persen Tahun 2025? Berikut Penjelasannya

Penyebab Koreksi Tajam IHSG

Beberapa faktor utama disebut turut mendorong tekanan jual besar-besaran ini, antara lain:

  • Kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global, termasuk ketegangan perdagangan dan potensi perlambatan pertumbuhan global.
  • Ketidakpastian kebijakan tarif impor Amerika Serikat, terutama langkah-langkah terbaru yang masih ditangguhkan oleh Presiden AS Donald Trump.
  • Sentimen negatif regional, di mana indeks saham Asia juga menunjukkan tren pelemahan serupa.
  • Efek psikologis dari penurunan tajam, yang mempercepat aksi jual oleh investor ritel dan institusi.

Respons Otoritas: Penyesuaian Aturan ARB dan Trading Halt

Menanggapi volatilitas yang ekstrem ini, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian ketentuan Auto Rejection Bawah (ARB) menjadi 15 persen untuk semua fraksi harga.

Ini merupakan upaya untuk memperlonggar batas bawah penurunan harga saham dan mengurangi tekanan panic selling.

Selain itu, ketentuan trading halt juga diperbarui agar lebih adaptif terhadap volatilitas pasar, guna menjaga stabilitas dan melindungi kepentingan investor.

Rekomendasi Analis: Waktunya Beli Saham Dividen dan Fundamental Kuat

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Budi Frensidy, melihat peluang di balik gejolak ini. Ia menyarankan para investor untuk mempertimbangkan aksi beli bersih (net buy), terutama pada saham-saham yang:

  • Akan membagikan dividen tinggi dengan yield di atas 6 persen,
  • Memiliki laporan keuangan kuartal I-2025 yang solid, dan
  • Mengalami penurunan harga sangat signifikan.

“Beli saham-saham yang akan membagikan dividen dengan yield lebih dari 6 persen dan yang laporan keuangan kuartal I-2025-nya bagus, serta yang turunnya sangat besar. Gunakan dana yang tidak akan terpakai dalam 1 hingga 2 tahun ke depan,” ujar Budi.

Potensi Rebound IHSG di Musim Dividen April 2025

Budi Frensidy memperkirakan IHSG berpeluang mengalami rebound menjelang musim pembagian dividen dan rilis laporan keuangan kuartal I-2025. Beberapa faktor pendukung rebound antara lain:

  • Distribusi dividen oleh sejumlah emiten besar pada April-Mei,
  • Rilis laporan keuangan kuartal I-2025 yang diperkirakan akan menunjukkan pemulihan,
  • Stabilitas makroekonomi domestik, termasuk inflasi yang terjaga dan penguatan rupiah, serta
  • Potensi penundaan tarif impor AS yang akan menenangkan pasar global.

Proyeksi Teknis: IHSG Bertahan di Atas Support Psikologis 6.000

Berita Terkait

News Update