Tanggapi Tarif Resiprokal Trump, Presiden Prabowo: Kita Siap Hadapi Tantangan dengan Gagah

Senin 07 Apr 2025, 21:10 WIB
Presiden Prabowo Subianto menghadiri kegiatan Panen Raya Nasional yang dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, 7 April 2025. (Sumber: BPMI Setpres via setkab.go.id)

Presiden Prabowo Subianto menghadiri kegiatan Panen Raya Nasional yang dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, 7 April 2025. (Sumber: BPMI Setpres via setkab.go.id)

POSKOTA.CO.ID – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan tanggapan resmi terkait kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April 2025 lalu.

Dalam pidatonya bersama para petani, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan menghormati tuntutan yang masuk akal dan menghadapi tantangan dengan penuh keberanian.

"Kita harus menghormati apa yang mereka (Amerika Serikat) minta jika itu masuk akal. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya pada kekuatan kita sendiri," ujar Prabowo, sebagaimana dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

"Kalaupun ada tantangan, ya kita hadapi dengan gagah," lanjutnya.

Baca Juga: Najwa Shihab Disorot Usai Bertemu Presiden Prabowo Subianto, Sempat Bahas Soal RUU Polri?

Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang perdagangan dunia dengan mengumumkan tarif balasan baru yang meningkatkan bea masuk untuk berbagai negara mitra dagang Amerika Serikat, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini diumumkan pada pidatonya di Rose Garden yang menyebutkan 2 April sebagai "Hari Pembebasan."

Menurut pengumuman tersebut, mulai 9 April, barang-barang dari 57 negara akan menghadapi kenaikan tarif. Contohnya adalah tarif terhadap barang dari China yang mencapai total 54%, termasuk 20% tarif sebelumnya.

Tarif ini melibatkan negara-negara dengan defisit dagang besar dengan AS atau yang mengenakan hambatan perdagangan terhadap barang AS.

Baca Juga: Daftar 7 Jurnalis Senior yang Duduk Satu Meja dengan Presiden Prabowo, Bahas Apa?

Melansir Al Jazeera, selain China dan Indonesia, negara seperti Myanmar, Sri Lanka, dan Pakistan yang bergantung pada dana IMF juga akan menghadapi kesulitan besar.

Berita Terkait

News Update