Ia memperlihatkan bahwa cerita absurd, istilah asing, dan kue tradisional bisa berpadu menciptakan tren yang membentuk ingatan kolektif netizen.
Apakah meme ini akan bertahan lama? Mungkin tidak. Tapi selama Ramadhan dan Lebaran masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, akan selalu ada ruang bagi cerita-cerita lucu dan spontan seperti ini.
Dalam dunia digital yang bergerak cepat, tren seperti meme sagu keju dan rodokdok menunjukkan bahwa kekuatan humor dan kreativitas warganet Indonesia tidak pernah habis.
Dari toples jatuh hingga istilah aneh, semua bisa jadi bahan hiburan yang menyatukan jutaan pengguna media sosial dalam gelak tawa.
Jika kamu masih bingung dengan istilah rodokdok atau penasaran siapa sebenarnya Gilang dan tantenya, mungkin jawabannya tidak terlalu penting. Karena dalam dunia meme, yang paling utama adalah ikut tertawa dan menyebarkan kebahagiaan.