Salah satu pemicu viralnya meme ini adalah istilah "rodokdok" yang membuat pengguna media sosial penasaran. Menurut unggahan dari akun @muuezaa_, istilah ini merupakan bentuk pelesetan dari kata “rodok-rodok”, yang tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Berdasarkan KBBI, “rodok-rodok” berarti menikamkan atau menusukkan sesuatu ke arah atas atau depan, atau gerakan menyeruduk seperti angsa.
Dalam konteks meme ini, rodokdok diartikan sebagai aksi sang tante “menyerang” Gilang karena telah menjatuhkan sagu keju. Tentu saja, ini hanya perumpamaan kocak, bukan kejadian nyata.
Sagu Keju sebagai Simbol Budaya Pop
Menariknya, kue sagu keju yang biasanya menjadi suguhan khas saat Idulfitri tiba-tiba berubah menjadi simbol budaya pop dadakan di dunia digital.
Keberadaannya yang familiar di rumah-rumah membuat meme ini terasa akrab, sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Fenomena ini mencerminkan bagaimana elemen-elemen budaya sehari-hari dapat diolah menjadi bahan hiburan baru. Sama seperti sebelumnya dengan tren es teh Indonesia, odading Mang Oleh, hingga seblak, kini sagu keju masuk ke dalam daftar “makanan yang viral karena meme”.
Viralitas di TikTok dan X: Spontanitas adalah Kunci
Salah satu alasan meme sagu keju dan rodokdok viral adalah karena sifat spontan dan organiknya. Tidak ada kampanye besar atau selebritas yang memulai, melainkan berasal dari komunitas kreatif di platform X, yang kemudian menyebar ke TikTok melalui audio, rekaman video reaksi, dan komik ulang.
TikTok memainkan peran besar dalam memperluas jangkauan meme ini. Banyak pengguna membuat video reaksi atau versi parodi dari cerita Gilang, lengkap dengan efek suara “kesenggol toples” dan teriakan hiperbola “RODOKDOK!”.
Humor yang Dekat dengan Realitas Sosial
Salah satu kekuatan meme ini adalah bagaimana ia mengekspresikan realitas sosial khas Indonesia: rumah ramai saat Lebaran, anak-anak yang ceroboh, dan tante-tante yang galak namun tetap sayang keluarga. Humor yang digunakan sangat relevan dan terasa “rumahan”, sehingga mudah disukai lintas usia.
Penggunaan kata-kata tidak baku, tulisan penuh capslock, serta narasi berlebihan adalah bagian dari gaya khas meme generasi TikTok dan X yang dikenal sebagai "shitposting dengan nilai budaya".
Baca Juga: Tol Layang MBZ Ramai Lancar di Kedua Arah, Pemudik Diimbau Tetap Waspada
Dari Meme ke Warisan Budaya Internet
Fenomena meme sagu keju dan rodokdok bukan sekadar hiburan semata, melainkan cermin dari evolusi budaya digital di Indonesia.