Seketika kami ber****** di hadapan keluarga besar di atas karpet dan sempet kesenggol toples sagu keju yang ga laku. (Sumber: Facebook/Razor Hatecraft)

HIBURAN

Fakta Komik di Balik Meme ‘Sagu Keju’ yang Bikin Warganet Salah Fokus, Ternyata Ini Judul Lengkap dan Asal Ceritanya

Sabtu 05 Apr 2025, 21:51 WIB

POSKOTA.CO.ID - Fenomena viral bertema "sagu keju" yang bermula dari unggahan akun X menjadi sorotan warganet di TikTok dan platform media sosial lainnya.

Artikel ini membahas asal-usul, kemungkinan bentuk media, serta alasan di balik popularitas konten absurd tersebut.

Topik ini menggabungkan budaya meme, absurditas humor internet, dan pergeseran makna simbolik dari kue kering khas Lebaran.

Baca Juga: 7 Trik Atur Finansial Kamu Agar Tabungan Jadi Terus Bertambah

Awal Mula Meme “Sagu Keju” di Media Sosial

Dalam beberapa minggu terakhir, jagat media sosial, khususnya TikTok dan X (dahulu dikenal sebagai Twitter), diramaikan oleh kemunculan meme bertema sagu keju.

Meski terdengar seperti topik kuliner biasa, konten ini justru viral karena dibungkus dengan humor absurd dan gaya penyampaian yang tak terduga.

Fenomena ini pertama kali mencuat dari unggahan akun X bernama @_devalo, yang menuliskan potongan narasi dramatis dengan twist yang menggelitik:

“Yaampun kapan punya anak?”
“Sekarang Tante.”

"Seketika kami ber****** di hadapan keluarga besar di atas karpet dan sempet kesenggol toples sagu keju yang ga laku.*

Cuplikan cerita ini secara instan menarik perhatian warganet. Konteksnya yang absurd, penggabungan antara suasana serius dan penyisipan elemen tidak relevan (seperti toples sagu keju), menjadikannya contoh klasik dark humor dengan gaya penulisan yang teatrikal.

Dari Teks ke Visual: Adaptasi Jadi Komik dan Konten Jedag-Jedug

Tak lama setelah viral di X, potongan narasi tersebut diduga diadaptasi menjadi bentuk komik pendek digital oleh akun kreator bernama @rxyz506.

Visualisasi tersebut lantas mengalami perkembangan cepat saat pengguna TikTok mulai mengedit ulang cerita tersebut menjadi video jedag-jedug format populer dengan musik dinamis dan efek visual berlebihan.

Adaptasi visual ini memperkuat daya sebar konten dan menjangkau audiens lebih luas. Tak hanya dinikmati secara pasif, banyak pengguna TikTok mulai membuat versi mereka sendiri, menambahkan elemen dramatis, suara narasi, hingga subtitle teatrikal.

Reaksi dan Rasa Penasaran Warganet

Viralnya meme “sagu keju” ini mengundang reaksi beragam dari netizen. Beberapa ingin tahu asal mula cerita lengkapnya, mempertanyakan apakah ini bagian dari komik resmi, cerita pendek yang terstruktur, atau sekadar cuplikan acak yang menjadi viral karena kekonyolannya.

Beberapa komentar warganet yang menyoroti hal ini di antaranya:

Namun hingga kini, tidak ada konfirmasi jelas mengenai asal muasal cerita tersebut. Tidak ditemukan jejak bahwa “sagu keju” berasal dari komik cetak maupun serial web resmi.

Diduga kuat, ini adalah bentuk konten spontan yang dibuat oleh pengguna internet dengan tujuan hiburan semata.

Absurd Tapi Relatable: Kenapa Bisa Viral?

Konten seperti ini bisa viral karena memenuhi beberapa elemen penting dalam budaya meme modern:

  1. Absurd dan Tidak Terduga
    Narasi yang tidak logis seperti “kesenggol toples sagu keju saat adegan dramatis” membuat warganet tertawa karena keanehannya.
  2. Menggabungkan Budaya Pop Lokal
    Penggunaan istilah seperti “tante”, “keluarga besar”, dan “kue Lebaran” menjadikan meme ini terasa dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia.
  3. Format Fleksibel
    Cerita ini mudah diadaptasi ke berbagai format: teks, komik, video pendek, bahkan narasi AI text-to-speech.
  4. Elemen Estetika Meme Modern
    Efek visual berlebihan, teks bergaya teatrikal, dan musik jedag-jedug menciptakan sensasi visual dan audio yang menarik.

Makna Simbolik: Sagu Keju Bukan Lagi Sekadar Kue Lebaran

Sebelum viral, sagu keju dikenal sebagai kue kering populer khas Lebaran. Namun, dalam konteks meme ini, ia mengalami pergeseran makna: dari simbol kebersamaan di hari raya, menjadi simbol “kelucuan yang tidak relevan tapi mengena”.

Hal ini mencerminkan bagaimana budaya digital mampu mengalihkan makna objek sehari-hari menjadi simbol budaya baru.

Sama seperti “es teh manis” dalam konteks meme bisa berarti hal romantis, “sagu keju” kini menjadi metafora kekacauan yang absurd namun relatable.

Baca Juga: Cair! Saldo Dana Rp375.000 dari Bansos PKH 2025 Bisa Tarik Uang Melalui Rekening BRI Terdekat, Cek Informasi Selengkapnya

Komik atau Bukan: Asal Usul Masih Misteri

Hingga kini, belum ada sumber valid yang menyatakan bahwa cerita tersebut berasal dari komik resmi atau fiksi yang telah terbit. Banyak yang menduga narasi ini hanyalah bentuk cerita dadakan yang viral karena kekuatan naratifnya yang tidak biasa.

Menariknya, ketidakjelasan asal usul ini justru membuat konten tersebut semakin menarik dan misterius. Hal ini memperkuat anggapan bahwa anonimitas dan ketidakterdugaan adalah bahan bakar utama dalam persebaran meme modern.

Fenomena viral “sagu keju” bukan hanya tentang cerita lucu, tapi juga menjadi cerminan evolusi budaya digital di Indonesia.

Dari teks singkat yang absurd hingga visualisasi ala TikTok, konten ini memperlihatkan bagaimana netizen Indonesia mampu menciptakan narasi budaya baru dari hal-hal yang tampaknya tidak penting.

Sagu keju, yang dulunya hanya hidangan khas Lebaran, kini telah menjelma menjadi simbol humor tidak relevan yang justru sangat relevan bagi generasi digital masa kini.

Tags:
arti meme sagu kejukomik sagu kejumeme absurd Indonesiacerita viral TikTok 2025asal usul meme sagu kejusagu keju viral

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor