Padahal, mobil yang digunakan bisa jadi hanya mobil sewaan dan gaya hidup yang dipertontonkan tidak mencerminkan kenyataan.
Kondisi seperti ini bisa mendorong seseorang untuk berutang demi memenuhi ekspektasi sosial, yang tentu saja tidak dianjurkan.
3. Utang dan Sedekah
Contohnya, jika seseorang memiliki utang sebesar satu juta rupiah dan berjanji untuk membayar pada hari itu, namun ia tidak membayar dan malah membagikan satu juta rupiah untuk sedekah atau THR, maka orang yang berutang akan dipandang kurang baik.
Orang yang berhak menerima pembayaran utang berhak merasa marah jika mereka mendengar bahwa utang belum dibayar, tetapi yang bersangkutan malah membagi-bagikan uang kepada orang lain.
4. Sedekah Sebelum Membayar Utang
Jika hutang belum jatuh tempo, maka boleh saja memberikan sedekah atau THR. Namun, jika utang belum dapat dibayar, sebaiknya jangan dipaksakan.
Jika seseorang ingin memberi THR, dia bisa meminta izin kepada orang yang memberi pinjaman agar diberikan kelonggaran waktu untuk melunasi hutangnya. Jika orang yang memberikan pinjaman setuju, maka tindakan tersebut dapat dilakukan.
5. Berbuat Baik dengan Ikhlas
Berbuat baik tanpa didasari oleh hawa nafsu atau keinginan untuk dipuji akan lebih ikhlas dan diterima oleh Allah SWT.
Keikhlasan dalam beramal sangat penting untuk menjaga agar kebaikan yang dilakukan tidak sia-sia. Berbuat baik dengan tujuan untuk mendapatkan pahala yang tulus lebih utama daripada sekadar ingin dilihat oleh orang lain.
Dalam bulan Ramadhan, menurut Buya Yahya, prioritas utama seharusnya adalah melunasi utang yang sudah jatuh tempo, baru setelah itu memikirkan untuk memberikan THR atau melakukan sedekah.
Jangan biarkan hawa nafsu mengarahkan tindakan kita dalam beramal. Keikhlasan dan prioritas yang tepat akan membawa manfaat yang lebih besar, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.