Ilustrasi. Buya Yahya menjelaskan mengenai mana yang harus didahulukan antara membayar utang atau memberikan THR saat Lebaran. (Sumber: Pexels/Ahsanjaya)

KHAZANAH

Membayar Utang atau Memberikan THR saat Lebaran, Mana yang Lebih Utama?

Kamis 03 Apr 2025, 17:29 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pada setiap bulan Ramadhan menjelang Lebaran, banyak orang yang berlomba-lomba melakukan kebaikan, termasuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada saudara, anak, ponakan, sepupu, dan lainnya.

Hal ini dilakukan dengan harapan agar mereka bahagia dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Namun, di sisi lain, seringkali ada utang yang harus dibayar.

Pertanyaan yang muncul adalah, mana yang lebih penting, membayar utang atau memberikan THR?

Baca Juga: 3 Zodiak Paling Hoki di Hari Raya Lebaran 2025, Keuangan Lancar Mengalir Deras

Buya Yahya telah menjelaskan mengenai hal ini, menurutnya dalam hal ini tentu ada yang perlu diprioritaskan.

Dikutip dari YouTube Buya Yahya, Berikut ini adalah penjelasan Buya Yahya mengenai hal tersebut.

Prioritaskan Membayar Utang yang Sudah Jatuh Tempo

Menurut pandangan yang disampaikan dalam ceramah ini, jika seseorang memiliki utang yang sudah jatuh tempo, maka yang lebih utama adalah membayar hutang terlebih dahulu.

1. Utang yang Sudah Jatuh Tempo

Jika utang sudah jatuh tempo, maka kewajiban membayar hutang harus diprioritaskan. Mengutamakan pembayaran hutang akan lebih mendatangkan keberkahan dibandingkan dengan membagikan THR.

Baca Juga: Simak Jadwal Pantauan Ganjil-Genap Arus Mudik Lebaran 2025, Jangan Sampai Terjebak Macet

Hal ini karena utang yang belum dibayar akan membawa dosa, sedangkan sedekah tanpa melunasi hutang bisa berpotensi menjadi maksiat.

2. Berbuat Baik dengan Hawa Nafsu

Jangan berbuat baik hanya karena ingin dipuji atau ingin terlihat sukses. Misalnya, ada orang yang merasa tertekan untuk memberikan THR karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya mampu.

Padahal, mobil yang digunakan bisa jadi hanya mobil sewaan dan gaya hidup yang dipertontonkan tidak mencerminkan kenyataan.

Kondisi seperti ini bisa mendorong seseorang untuk berutang demi memenuhi ekspektasi sosial, yang tentu saja tidak dianjurkan.

3. Utang dan Sedekah

Contohnya, jika seseorang memiliki utang sebesar satu juta rupiah dan berjanji untuk membayar pada hari itu, namun ia tidak membayar dan malah membagikan satu juta rupiah untuk sedekah atau THR, maka orang yang berutang akan dipandang kurang baik.

Orang yang berhak menerima pembayaran utang berhak merasa marah jika mereka mendengar bahwa utang belum dibayar, tetapi yang bersangkutan malah membagi-bagikan uang kepada orang lain.

4. Sedekah Sebelum Membayar Utang

Jika hutang belum jatuh tempo, maka boleh saja memberikan sedekah atau THR. Namun, jika utang belum dapat dibayar, sebaiknya jangan dipaksakan.

Jika seseorang ingin memberi THR, dia bisa meminta izin kepada orang yang memberi pinjaman agar diberikan kelonggaran waktu untuk melunasi hutangnya. Jika orang yang memberikan pinjaman setuju, maka tindakan tersebut dapat dilakukan.

5. Berbuat Baik dengan Ikhlas

Berbuat baik tanpa didasari oleh hawa nafsu atau keinginan untuk dipuji akan lebih ikhlas dan diterima oleh Allah SWT.

Keikhlasan dalam beramal sangat penting untuk menjaga agar kebaikan yang dilakukan tidak sia-sia. Berbuat baik dengan tujuan untuk mendapatkan pahala yang tulus lebih utama daripada sekadar ingin dilihat oleh orang lain.

Dalam bulan Ramadhan, menurut Buya Yahya, prioritas utama seharusnya adalah melunasi utang yang sudah jatuh tempo, baru setelah itu memikirkan untuk memberikan THR atau melakukan sedekah.

Jangan biarkan hawa nafsu mengarahkan tindakan kita dalam beramal. Keikhlasan dan prioritas yang tepat akan membawa manfaat yang lebih besar, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Tags:
Buya YahyaTHRutangLebaran

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor