Ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko kanker penis, di antaranya:
1. Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Zat berbahaya dalam rokok dan alkohol dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk di area penis, sehingga meningkatkan risiko kanker.
2. Kurang Menjaga Kebersihan Penis
Membersihkan penis secara tidak menyeluruh, terutama di area kulup, dapat menyebabkan infeksi dan peradangan yang berisiko berkembang menjadi kanker.
3. Melakukan Hubungan Seks Berisiko
Sering berganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual seperti HPV (Human Papillomavirus) dan HIV, yang diketahui berkaitan erat dengan kanker penis.
4. Luka Terbuka yang Tidak Diobati
Luka pada kulit penis yang tidak segera diatasi dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi dan memicu pertumbuhan sel kanker.
5. Kondisi Medis Tertentu
Pria dengan fimosis (kulup yang terlalu ketat dan sulit ditarik) serta riwayat infeksi HPV lebih rentan terkena kanker penis.
Pentingnya Deteksi Dini
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Dokter biasanya akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, seperti mengecek adanya benjolan atau perubahan pada penis.
Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti biopsi, USG testis, CT scan, atau MRI bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Pilihan Pengobatan Kanker Penis
Pilihan pengobatan kanker penis tergantung pada tingkat keparahannya. Jika masih dalam stadium awal, beberapa tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
• Obat Oles: Krim dengan kandungan kemoterapi untuk membunuh sel kanker di permukaan kulit.