POSKOTA.CO.ID – Penyakit kanker penis memang tergolong langka, tetapi bukan berarti bisa diabaikan.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Brasil, dalam periode 2012 hingga 2022 tercatat sekitar 21.000 kasus kanker penis dengan angka kematian mencapai 4.000 kasus.
Bahkan, banyak penderitanya harus menjalani amputasi penis sebagai tindakan medis.
Meski hingga saat ini belum ada laporan peningkatan kasus kanker penis di Indonesia, kondisi ini tetap harus diwaspadai.
Para pria perlu memahami faktor risiko, gejala, serta cara mencegahnya agar tidak sampai mengalami kondisi yang sama.
Apa Saja Gejala Kanker Penis

Mengutip informasi yang disampaikan kanal YouTube Alodokter, dr Abi menjelaskan gejala kanker penis yang perlu diwaspadai.
Jika Anda pernah menemukan sesuatu yang tidak biasa di area penis, seperti benjolan, luka yang sulit sembuh, pembengkakan, kulit mengeras atau berubah warna, serta keluarnya cairan berbau tidak sedap dari saluran kencing, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
“Kalau misalkan iya jangan diabaikan ya. Saya saranin buat segera cek ke dokter dan memastikan apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya. Karena bukannya mau nakut-nakuti nih, tapi beberapa gejala tadi itu bisa jadi gejala dari kanker penis,” jelas dr Abi.
Ia memaparkan, sel kanker dapat muncul dari berbagai jaringan di penis, termasuk kulit, otot, pembuluh darah, atau kelenjar keringat.
Meskipun tidak selalu berbahaya, kanker penis tetap perlu diwaspadai karena bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Faktor Risiko Kanker Penis
Ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko kanker penis, di antaranya:
1. Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Zat berbahaya dalam rokok dan alkohol dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk di area penis, sehingga meningkatkan risiko kanker.
2. Kurang Menjaga Kebersihan Penis
Membersihkan penis secara tidak menyeluruh, terutama di area kulup, dapat menyebabkan infeksi dan peradangan yang berisiko berkembang menjadi kanker.
3. Melakukan Hubungan Seks Berisiko
Sering berganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual seperti HPV (Human Papillomavirus) dan HIV, yang diketahui berkaitan erat dengan kanker penis.
4. Luka Terbuka yang Tidak Diobati
Luka pada kulit penis yang tidak segera diatasi dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi dan memicu pertumbuhan sel kanker.
5. Kondisi Medis Tertentu
Pria dengan fimosis (kulup yang terlalu ketat dan sulit ditarik) serta riwayat infeksi HPV lebih rentan terkena kanker penis.
Pentingnya Deteksi Dini
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Dokter biasanya akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, seperti mengecek adanya benjolan atau perubahan pada penis.
Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti biopsi, USG testis, CT scan, atau MRI bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Pilihan Pengobatan Kanker Penis
Pilihan pengobatan kanker penis tergantung pada tingkat keparahannya. Jika masih dalam stadium awal, beberapa tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
• Obat Oles: Krim dengan kandungan kemoterapi untuk membunuh sel kanker di permukaan kulit.
• Sunat: Jika kanker hanya terbatas di kulup, sunat bisa menjadi solusi.
• Terapi Laser: Menghancurkan jaringan kanker menggunakan sinar laser.
• Krioterapi: Membekukan sel kanker menggunakan suhu dingin agar tidak menyebar.
Jika kanker sudah menyebar, tindakan lebih agresif mungkin diperlukan, seperti operasi pengangkatan tumor, kemoterapi, radioterapi, atau bahkan penektomi (pengangkatan sebagian atau seluruh penis).
Pencegahan Kanker Penis
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker penis:
• Hindari Merokok dan Alkohol
Kurangi atau berhenti merokok serta menghindari konsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan sel tubuh.
• Jaga Kebersihan Penis
Pastikan selalu membersihkan penis secara menyeluruh, terutama bagi yang tidak disunat.
• Praktikkan Seks yang Aman
Gunakan kondom dan hindari berganti-ganti pasangan untuk mengurangi risiko infeksi HPV dan HIV.
• Vaksinasi HPV
Vaksin HPV tidak hanya penting bagi perempuan, tetapi juga bagi pria untuk mencegah infeksi yang bisa menyebabkan kanker penis.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut atau merasa memiliki gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi yang lebih serius.